Jumat 15 Jan 2016 11:00 WIB

FOKUS PUBLIK- Gaji Tinggi Harus Diimbangi Pelayanan Lebih Baik

Red:

JAKARTA — Sopir Metro Mini mendapatkan angin segar. Apabila manajemen angkutan umum tersebut bergabung dengan PT Transjakarta, sopirnya akan digaji dua kali upah minimum regional (UMR). Dalam sebulan mereka bisa mendapatkan lebih dari Rp 6 juta.

Penghasilan ini diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap harinya. Penghasilan sebanyak itu akan cukup apabila tidak dimanfaatkan untuk keperluan di luar kebutuhan hidup.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat marah besar. Sebab, sopir Metro Mini pernah meminta gaji Rp 8 juta per bulan. Hal ini kemudian direspons negatif. Gubernur sempat marah besar mendengar permintaan tersebut.

Gaji sebanyak itu dinilainya berlebihan. Jika permintaan itu masih tetap dipertahankan, tak menutup kemungkinan nantinya Metro Mini akan dibiarkan berjalan sendiri. Mereka tak lagi ditawarkan untuk bergabung dengan manajemen PT Transjakarta yang menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta.

Bos Metro Mini S640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang, Chaniago (54 tahun), menyatakan, armadanya siap bergabung dengan Transjakarta. Syaratnya, janji Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menggaji para sopir Rp 6,2 juta per bulan terealisasi. "Kita setuju saja kalau beneran Rp 6,2 juta. Kalau benar ya Mbak, soalnya kadang cuma manis di bibir saja," ujar Chaniago.

Kekhawatiran Chaniago datang dari pengalaman rekannya yang menjadi sopir Kopaja AC. Teman Chaniago tersebut lebih dulu memutuskan melebur dengan Transjakarta dan dijanjikan mendapatkan gaji Rp 6,2 juta. "Namun, kenyataannya teman saya hanya dapat gaji Rp 2,6 juta," ucap dia.

Alasan itulah yang membuat Chaniago berpikir ulang. Ia tidak ingin para sopir Metro Mini mengalami nasib serupa. "Itu lho Mbak, tahu kan Kopaja yang sekarang jadi Transjakarta baru yang mobilnya biru putih," kata dia seraya berharap janji gaji Rp 6,2 juta terealisasi tanpa ada potongan lain.

Ketika ditanya soal permintaan sopir Metro Mini yang menginginkan digaji Rp 8 juta, Chaniago menganggap permohonan itu sangat berlebihan. Sebab, diakui Chaniago, persaingan antarangkutan umum saat ini sudah semakin ketat. Sehingga, lanjut dia, tawaran gaji dari pemerintah sebesar Rp 6,2 juta sudah cukup.

Dengan peningkatan penghasilan ini, diharapkan manajemen Metro Mini dapat berkembang menjadi lebih baik. Evaluasi harus terus dilaksanakan. Jangan sampai gaji besar mereka terima, tapi keselamatan penumpang terabaikan.  ed: Erdy Nasrul

***

Terlalu Berlebihan

Taufan Soedirdjo, Tangerang Selatan

Kok besar sekali seorang sopir Metro Mini digaji Rp 8 juta. Saya menilai itu berlebihan sekali. Wong gaji sopir pribadi saja rata-rata di angka Rp 3 juta-Rp 4 juta. Gaji resminya Rp 1,7 juta sampai Rp 2 juta. Setiap harinya dia mendapatkan uang saku Rp 50 ribu.

Gaji sopir di perusahaan besar saja paling tinggi itu Rp 6 juta. Penghasilan sebanyak itu didapat berdasarkan pengalaman mengendarai mobil dengan baik. Kalau masih sopir pemula, mereka digaji lebih rendah.

Pemerintah harus benar-benar membuat kebijakan yang tepat sasaran terkait gaji sopir Metro Mini ini. Jangan sampai nantinya menimbulkan kecemburuan. Selain itu, jangan sampai ada pihak yang memolitisasi isu ini untuk kepentingan pribadi. Gaji sopir Metro Mini sengaja dinaikkan. Tujuannya untuk meraih dukungan mereka pada pilkada mendatang misalkan.

Perlu Dilatih Terlebih Dahulu

Nurul Afifah Marwatin, 19 tahun, Jakarta

Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita tentang sopir Metro Mini bergabung dengan manajemen Transjakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin agar kenyamanan pelayanan transportasi umum di Jakarta berjalan dengan baik.

Gubernur menawarkan gaji dua kali lipat dari upah minimum regional (UMR). Namun, tawaran tersebut disambut sopir Metro Mini dengan permintaan gaji sebesar Rp 8 juta per bulan.

Penggabungan ini bisa menguntungkan. Dari segi ekonomi, sopir akan mendapat gaji di atas UMR. Ini melebihi penghasilan yang biasanya mereka peroleh saat menjadi sopir Metro Mini.

Selain itu, jam kerja serta asuransi jiwa akan terjamin. Jam kerja sekitar 7-8 jam per hari tidak terkesan memeras tenaga. Jaminan asuransi juga merupakan bentuk pemberian fasilitas yang memadai untuk keselamatan pegawai di PT Transjakarta.

Sopir Metro Mini sering ugal-ugalan dalam beroperasi. Ada juga oknum sopir tersebut yang lebih parah lagi. Ada yang kurang peduli akan peraturan lalu lintas. Jika bergabung dengan PT Transjakarta, sebaiknya mereka diberikan pelatihan dan pemahaman terlebih dahulu demi keselamatan bersama.

Pada dasarnya, untuk mewujudkan transportasi yang terintegrasi, pemerintah tentunya harus mendapat dukungan dari semua elemen. Karena, pada hakikatnya hal tersebut memang ditujukan untuk mewujudkan pelayanan umum yang lebih baik sehingga menjadi tanggung jawab bersama.

Jangan Pilih Sopir Pemabuk dan Pengguna Narkoba

Tatang Muljadi, Pegawai Pemda Karawang, Jawa Barat

Saya senang mendengar sopir Metro Mini akan mendapatkan penghasilan tetap per bulan. Karena, dengan sistem penggajian serta nilai nominal yang cukup besar, diharapkan  tingkat kesejahteraannya akan lebih baik. Hidup mereka menjadi lebih tenang. Tidak ada alasan lagi bagi mereka menyetir ugal-ugalan di jalan raya dengan dalih demi mengejar setoran.

Gaji besar tidak sepenuhnya menjamin sopir Metro Mini akan patuh di jalan serta memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang. Ada faktor lain yang harus dimiliki oleh seorang sopir Metro Mini. Faktor itu harus dimiliki sebagai konsekuensi mereka mendapatkan penghasilan tetap.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, sudah sewajarnya sopir tersebut harus diseleksi ketat. Hal yang tak boleh diabaikan adalah sopir harus memiliki stabilitas emosi yang baik.

Jangan memilih sopir yang suka mabuk-mabukan dan pengguna narkoba. Kalau sopir suka mengonsumsi keduanya, tidak menutup kemungkinan kendaraan yang dibawanya akan mengalami kecelakaan sehingga menewaskan banyak penumpang.

Dengan melakukan seleksi sopir yang ketat serta memperbaiki kekurangan-kekurangan yang lain di bidang angkutan, nantinya diharapkan akan tercipta angkutan umum yang aman dan nyaman. Pengguna mobil pribadi dapat beralih ke Metro Mini yang terintregrasi dengan bus Transjakarta. Ini dapat mengurangi kemacetan Ibu Kota.

Insya Allah tak Lagi Ngebut

Giyat Yunianto, Wisma Jaya, Bekasi Timur, Jawa Barat.

Tidak setiap manusia memiliki keterampilan menyopir, apalagi menyopir Metro Mini. Tidak mudah mengendarai angkutan umum. Kita harus menghargai profesi dan tanggung jawab sopir angkutan umum tersebut.

Adalah pantas jika seorang sopir Metro Mini mendapatkan gaji Rp 8 juta. Hal tersebut harus diimbangi dengan perilaku yang baik dan benar ketika sedang mengendarai disertai dengan pengawasan yang ketat oleh pihak terkait.

Insya Allah perilaku sopir yang gemar ngebut di jalan raya akan hilang dengan sendirinya jika para sopir Metro Mini dapat memperoleh pendapatan yang layak dibandingkan dengan "kejar setoran".

Kita tidak ingin lagi mendengar adanya korban meninggal akibat sopir yang ugal-ugalan. Gaji yang layak kepada sopir Metro Mini adalah salah satu cara untuk mewujudkan keselamatan.

Wajar Minta Penghasilan Tinggi

Herwin Nur, Tangerang Selatan, Banten

Metro Mini termasuk angkutan umum penuh dan padat doa. Biasanya suka ngetem di terminal bayangan atau tujuan akhir rute. Pengamen jual jasa silih berganti di dalamnya. Mereka menarik simpati dengan mendoakan calon penumpang yang menyisihkan rezekinya mulai seribu hingga dua ribu rupiah.

Sopir kerap mengemudi dengan menyerobot bus lain. Sopir ingin memamerkan keahliannya sebagai raja jalanan. Memang bisnis jalanan panas dan tidak mengenal toleransi, tata karma, dan tata tertib. Andalannya adalah rupiah. Pungutan harian, jalanan, simpang jalan, ngetem, dan tarik penumpang menjadi jatah oknum aparat resmi berseragam sampai preman jalanan.

Jika sopir Metro Mini menuntut upah tertentu, hal itu adalah wajar dan manusiawi. Ini sangat masuk akal karena selama ini mereka tidak mendapatkan penghasilan tetap.

Semoga saja syarat menjadi sopir Metro Mini harus sesuai dengan standar kompetensi serta kelayakan dan kepatutan bus. Ini juga harus didukung sertifikasi sopir angkutan umum. Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan.

Harus Diimbangi Peningkatan Pelayanan

Ikhsanudin, Bekasi

Biaya hidup di Jakarta cukup tinggi. Sopir Metro Mini sudah pasti bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Boleh saja para sopir digaji melebihi upah minimum regional, tapi mereka harus melayani penumpang dengan baik.

Mereka harus menaati peraturan yang ada. Rambu lalu lintas jangan diabaikan. Kalau lampu merah sudah menyala, ya jangan diterobos. Harus berhenti. Kalau ada rambu dilarang berhenti, sopir Metro Mini tidak boleh mengangkut penumpang di sana.

Adapun yang paling diharapkan adalah jangan ada lagi yang ugal-ugalan. Perilaku ini paling mengkhawatirkan. Tak ada lagi alasan mengejar setoran. Jangan ada lagi alasan agar cepat sampai tujuan akhir.

Mereka harus belajar bagaimana melayani penumpang dengan baik. Sopir harus menyadari tanggung jawabnya membawa penumpang yang tidak sedikit. Mereka wajib memahami posisinya yang merepresentasikan perusahaan tempat dia bekerja.

Tak Masalah Digaji Tinggi

Alharis, Depok

Saya menilai tak masalah sopir Metro Mini digaji mahal. Yang terpenting harus ada nilai dan tanggung jawab. Jangan sampai digaji tinggi tapi penumpang diabaikan. Mereka kemudian mengemudikan angkutan umum seperti membawa truk kosong. Jangan sampai seperti itu.

Sopir Metro Mini membawa belasan hingga puluhan nyawa orang. Sopir harus mampu mengantarkan mereka ke tempat tujuan dengan selamat. Ini bukan tugas mudah sehingga wajar saja bila mereka digaji mahal.

Sopir digaji tinggi dan penumpang nyaman. Sopir tersenyum kepada penumpang, menunjukkan keramahan. Ini lebih baik daripada mereka dibayar murah tapi menyopir dengan ugal-ugalan. Saya pernah menggunakan Metro Mini. Saya harapkan mereka lebih baik lagi.

Gaji Mahal Sesuai dengan Beban Kerja

Robit Huda, Depok

Sopir Metro Mini mengangkut penumpang menuju tempat tujuan. Mereka menghabiskan waktu mulai pagi hingga malam hari. Mereka hanya beberapa kali beristirahat. Selebihnya waktu dihabiskan di jalanan.

Hasil yang mereka dapatkan belum tentu dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal. Dengan adanya dorongan dari Pemprov DKI Jakarta, diharapkan penghasilan mereka menjadi lebih baik.

Ini juga akan meningkatkan derajat profesi sopir. Selama ini profesi tersebut dipandang sebelah mata. Tapi, kini menjadi sopir ternyata dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan baik. Mereka diharapkan dapat menyekolahkan anaknya dengan baik.

Mereka juga mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan kerja. Keluarga di rumah tak perlu khawatir lagi karena profesi sopir telah dilengkapi dengan asuransi keselamatan.

Syafriadi MML, Bekasi

Gaji sopir Metro Mini diperkirakan mencapai dua kali lipat dari UMP DKI 2016, yaitu Rp 3,1 juta x 2= Rp 6,2 juta. Penghasilan ini dilengkapi dengan jaminan sosial tenaga kerja dan kesehatan.

Ini merupakan angka yang cukup jika dibandingkan dengan gaji kotor yang mungkin bisa mereka dapatkan di atas Rp 6 juta tanpa jaminan kesejahteraan kesehatan dan Ketenagakerjaan yang pasti. Mereka akan kesulitan ketika menderita sakit.

Sebaliknya, jika status mereka sebagai karyawan atau sopir resmi PT Transjakarta, seluruhnya menjadi tanggung jawab perusahaan. Mereka akan lebih terjamin.

Sebagai informasi, standar gaji pegawai baru lulusan sarjana di BUMN karya berkisar antara Rp 4 juta-Rp 5 juta. Sedangkan, pengemudi tanpa ijazah cukup SIM B1 umum sudah bisa mendapatkan Rp 6 juta. Itu sudah bagus sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement