Kamis 03 Jul 2014 12:00 WIB

Sepak Bola telah Merasuk Hati Warga AS

Red:

WASHINGTON -- Keriuhan mendadak terjadi di Gedung Putih. Presiden Barack Obama meninggalkan sejenak tugas kepresidenannya demi acara nonton bareng laga babak 16 besar Piala Dunia 2014 antara Amerika Serikat (AS) kontra Belgia, Selasa (1/7).

"Saya percaya kita akan menang," demikian yel-yel yang diserukan Obama saat memasuki salah satu ruang auditorium Gedung Putih. Yel-yel itu juga yang dinyanyikan puluhan ribu suporter AS di Stadion El Salvador saat Clint Dempsey berjibaku di lapangan hijau menahan gempuran tim kuda hitam Belgia.

AS memang pada akhirnya harus mengakui keunggulan Vincent Kompany dan kawan-kawan. Lewat laga dramatis selama 120 menit, AS takluk 1-2 dan harus mengubur mimpi terus melaju di Piala Dunia 2014 hingga babak final.

Kembali ke negeri Paman Sam, euforia Piala Dunia tidak hanya terjadi di Gedung Putih, tapi hampir di seluruh negara bagian. Penampilan apik skuat asuhan Juergen Klinsmann yang berhasil lolos dari Grup G yang disebut grup  maut menjadi salah satu alasan. Demam sepak bola menyebar sejak kemenangan pertama AS melawan Ghana dan kemudian laga dramatis kontra tim unggulan Portugal yang berakhir seri 2-2.

Kantor berita BBC melansir, 14 juta pekerja AS berhenti sejenak dari pekerjaannya demi menyaksikan pertandingan AS kontra Belgia. "Sebenarnya saya sering menonton bola, tapi sangat jarang bisa nonton bareng bersama teman-teman seperti ini," kata Hiwot Hailau, suporter AS yang ikut nonton bareng di Freedom Plaza, Washington.

Selama ini sepak bola bukanlah olahraga favorit di AS. Popularitas sepak bola masih kalah jauh dibanding bola basket dan bisbol. Di AS, sepak bola disebut oleh masyarakatnya dengan kata soccer karena kata football telah identik dengan rugby ala AS, olahraga yang juga memiliki penggemar masif. Namun, setiap timnas AS berlaga di Piala Dunia 2014, sepak bola mendadak menjadi olahraga yang paling terkenal di AS.

"Sepertinya timnas AS menjadi satu-satunya hal yang penting saat ini," demikian kicauan dari akun liga bisbol nasional (MLB), disertai dengan foto-foto dari beberapa stadion bisbol dengan gambar para pemain bisbol menonton laga AS lawan Belgia lewat sambil berlatih, Selasa (1/7). Di stadion Dallas Cowboys, ribuan orang datang bukan untuk menonton laga American Football, tapi menonton bareng aksi timnas AS lewat layar raksasa.

Perjuangan Clint Dempsey dan kawan-kawan agar sepak bola dicintai masyarakat AS pun terwujud. Jumlah penonton tayangan pertandingan sepak bola Piala Dunia di Amerika Serikat melewati jumlah penonton pertandingan basket. Saat Amerika bertanding melawan Ghana di fase grup, jumlah penonton mencapai 16 juta. Rekor kembali pecah menjadi 24 juta penonton ketika AS melawan Portugal. Biasanya, angka itu hanya bisa tembus saat ada pertandingan final NBA.

Jumlah warga AS yang menonton langsung tim kesayangannya di Brasil juga tidak sedikit. FIFA mencatat, suporter AS menjadi yang kedua setelah tuan rumah Brasil yang memborong tiket-tiket laga Piala Dunia 2014. "Sepak bola kini telah merasuk ke hati orang-orang di negeri kami," kata Dempsey.

Rekor Howard

Langkah AS memang terhenti di babak 16 besar setelah kalah tipis 1-2 oleh Belgia. Serangan bertubi-tubi Belgia sebenarnya baru membuahkan hasil pada menit ke-93 lewat gol Kevin De Bruyne yang langsung digandakan Romelu Lukaku 12 menit berselang. Sedangkan, AS hanya bisa menciptakan satu gol balasan melalui Julian Green pada menit ke-107.

Namun, timnas AS pulang dengan kepala tegak. Apalagi kiper Tim Howard berhasil mencetak rekor sebagai kiper yang melakukan penyelematan terbanyak dalam satu pertandingan Piala Dunia, sebanyak 15 kali. Performa apik Howard itu melampaui rekor kiper Peru, Ramon Quiroga, yang melakukan 13 penyelematan dalam satu pertandingan saat melawan Belanda pada Piala Dunia 1978.

Di media sosial, banjir pujian diterima Howard, termasuk lewat gambar-gambar parodi (meme) lucu nan kreatif. Klinsmann pun mengaku terpukau dengan penampilan Howard selama Piala Dunia. Howard sukses membuat frustrasi barisan depan Belgia hingga akhir waktu normal laga. "Tim (Howard) bermain fenomenal," ujar Klinsmann, dilansir BBC.

Namun, buat Howard, rekor pribadinya tidak berarti apa pun. Kemenangan timnya lebih penting dari apa pun. "Rasanya tetap sakit ketika kami kalah," kata Howard seusai laga melawan Belgia. n red: satria kartika yudha ed: andri saubani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement