Oleh :KH Didin Hafidhuddin -- Rasa syukur, bahagia, dan bangga ketika melihat anak-anak Muslim Indonesia yang masih sangat muda belia hafal Alquran 30 juz, 20 juz, 10 juz, dan seterusnya. Betapa tidak senang sekaligus kagum, usia para penghafal Alquran itu masih berkisar antara lima sampai dengan 10 tahun.
Usia emas (the golden age) yang diisi dengan cahaya Ilahi, Kalam Allah, mukjizat teragung dan terbesar sepanjang masa, kitab petunjuk dan kurikulum kehidupan, kitab pembeda antara yang hak dengan yang batil, dan kitab yang tidak ada keraguan lagi di dalam kandungan kebenarannya. (QS Albaqarah [2]:2).
Foto:ANIS EFIZUDIN/ANTARA
Sejumlah warga menyimak Al Quran yang dilafalkan oleh seorang hafidz (penghafal) saat berlangsung semaan Al Quran (menyimak bacaan Al Quran) di serambi masjid Agung Kota Magelang, Jateng, Senin (30/6).
Fenomena menggembirakan ini sekaligus membuktikan bahwa Allahlah yang menurunkan Alquran dan sekaligus menjaga dan memeliharanya.
Baik melalui penerbitan Alquran yang disertai dengan terjemahannya dalam berbagai bahasa di dunia ini maupun melalui hafalan para hafiz yang alhamdulillah kualitas dan kuan titasnya semakin menggembirakan, dengan beragam usia, beragam bahasa dan bangsa, dan beragam latar bela kang pendidikannya.Perhatikan firman-Nya dalam surah al- Hijr [15]:9.
Insya Allah jika hafalan mereka terus dijaga dan dipelihara dengan baik dan dilakukan secara istiqamah kemudian diteruskan dengan upaya memahami dan mentadaburinya, untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan keseharian nya maka mereka akan menjadi generasi Qurani.
Sebuah generasi umat yang memiliki sifat dan karakter sebagaimana digambarkan dalam surah al-Maidah [5]:
54.
Asy Syahid Sayid Qutb dalam bukunya, Maalimun Fiththoriq(petunjuk jalan), menyatakan, salah satu keberhasilan generasi sahabat dan tabiin dalam membangun peradaban Islam yang sarat dengan nilai-nilai Islam yang indah, adil, syumuliyyah, sekaligus universal, dalam semua bidang kehidupan, karena seluruh aktivitas yang dilakukannya berlandaskan pada Alquran dan hadis.
Keduanya dijadikan rujukan utama dalam membangun tatanan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bang sa. Karena itu, mereka sering disebut sebagai Jailun Quraniyyun Faridlun (Generasi Alquran yang Utama).
Ke hadiran kembali generasi Qurani meru pakan suatu keniscayaan dan kebutuh an bagi masyarakat dan bangsa kita, dan terutama kaum Muslim.
Kaum Muslim membutuhkan hadirnya ulama mutafaqqih fiddien yang mendalam ilmu agamanya, cerdas, tajam pikirannya, lembut hatinya, penyayang kepada sesamanya, sekaligus siap menjadi pemimpin yang menjadi panutan serta teladan bagi umatnya.Wallahu alam biashshawab.