Ahad 03 Aug 2014 15:00 WIB

Tunisia Tutup Perbatasan Libya

Red: operator

TUNIS -Pemerintah Tunisia menutup penyeberangan utama perbatasan dengan Libya setelah terjadi kericuhan dengan warga Libya dan Mesir yang ingin menyeberang. Kantor berita Tunisia menyebut, banyak warga asing yang tinggal di Libya berduyun meninggalkan negara itu setelah pecah kerusuhan di Tripoli.

Petugas keamanan perbatasan menyebut, kericuhan di perbatasan, Jumat (1/8), terjadi setelah ratusan warga Mesir mendesak memasuki Tunisia untuk mengungsi. Tapi, mayoritas di antara mereka tidak memiliki visa. Warga Libya dan Mesir tersebut kemudian meng gelar unjuk rasa dan mu lai menerobos pagar perbatasan di Ras Ajdir.Polisi mulai me nembakkan gas air mata dan tembakan peringatan ke udara.

Pemerintah Tunisia telah meminta seluruh warga negaranya yang berada di Libya untuk segera meninggalkan negara tersebut.

Diperkirakan, ada lebih dari 60 ribu warga Tunisia yang menetap di Libya.

"Kementerian Luar Negeri mendesak warga Tunisia yang tinggal di Libya kembali ke rumah mereka sesegera mungkin," bunyi pernyataan dari kementerian, seperti dilansir Aljazirah.

Bentrokan di perbatasan LibyaTunisia, Jumat (1/8), adalah insiden kedua di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Sehari sebelumnya, dua warga Mesir tewas dalam protes serupa yang menuntut agar mereka dibiarkan lewat. Para pejabat Tunisia mengatakan, ribuan warga Libya telah menyeberangi perbatasan setiap hari pada pekan lalu.

Tunisia adalah satu-satunya jalan keluar setelah pertempuran meningkat di ibu kota Libya, Tripoli. Kelompok-kelompok bersenjata bersaing selama berminggu-minggu di kota tersebut untuk menguasai bandara.

Parlemen baru Libya yang baru terbentuk pada Mei dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat untuk mengakhiri konflik yang mengarah ke disintegrasi itu.

"Kami ingin mem per cepat proses pemulihan. Libya tidak bisa menunggu lebih lama lagi," ujar salah satu anggota parlemen Jalal al-Shwehdi.

Jalal menyebut, salah satu agenda penting pertemuan parlemen adalah proses penguatan mi liter Libya dan mencabut ke kuat an milisi-milisi yang bertikai.

Jalal menyebut, pertemuan akan digelar di Tubruk mengingat Tripoli dianggap tidak aman bagi aktivitas parlemen. Tapi, Nuri Abusahmin, ketua Kongres Nasional, menolak digelar pertemuan di luar Tripoli.Ia menyebut, pertemuan yang digelar di Tubruk inkonstitusional. rep:c92 ed: hafidz muftisany

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement