Pasir putih di sekujur Pulau Arborek, sebuah pulau berpeng huni yang dijadikan kampung wisata. Zaka memacu speedboat-nya setelah berenang makan siang di Pulau Fam. Pulau Fanemo memberikan tempat berenang yang mengasyikkan, seolah dalam kolam renang pribadi yang dikelilingi daratan tanaman mangrove.

`'Airnya asin tetapi segar,'' kata Inge Setiawati. Sekretaris perusahaan BCA ini berenang mondarmandir tanpa khawatir kulitnya melegam karena baju renangnya yang tertutup rapat. Hampir semua anggota rombongan pindah ke dalam air.

Maka, saat menuju Arborek tenaga telah terkuras sebagian. Di kampung wisata itu, anak-anak yang tengah bermain di tepi pantai langsung menjemput kami.

Frengky Chandra, salah satu anggota rombongan, berinisiatif mengumpulkan anak-anak itu.Mereka bernyanyi bersama sementara saya melihat-lihat beberapa rumah di sekeliling.

Arborek sebuah perkampungan nelayan yang rapi. Rumah-rumah kayunya berjajar di tepi jalan-jalan kecil. Pada beberapa rumah terdapat kerajinan pandan berupa topitopi dipajang di din ding. Kerajinan karya para ibu setempat dijual sebagai suvenir. De sa ini hanya seluas 7 hektare yang dihuni sekitar 150 kepala keluarga.

Anak-anak Arborek sungguh mengesankan. Mereka riang dan penuh antusiasme di depan kamera, tidak memaksa, tidak cerewet.

Senyum me reka mengembang, tanpa basa-basi. Oleh-oleh permen cukup membuat mereka senang. Tapi, Frengky sudah membawakan oleh-oleh lain dalam tas.Masing-masing dapat seorang.

Arborek tempat yang asyik untuk snorkeling. Lautnya amat jernih dengan taman lautnya yang indah. Dekat lokasi itu pun dikenal karena banyak ikan manta. Kunjungan ke Arborek le bih singkat dibandingkan tempat yang lain.Anak-anak pantai itu mengantarkan kami sampai dermaga. Sampai jum palagi!  reportase Nina Chairani

Ikuti Whatsapp Channel Republika