Jumat 04 Jul 2014 16:00 WIB

Puasa Bagi Penderita Diabetes

Red:

Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Namun,  Islam membolehkan orang sakit tak berpuasa, agar kesehatan tubuhnya cepat pulih. Meski begitu, masih banyak dari mereka yang sedang sakit tetap ingin berpuasa, padahal kondisi badannya terkadang tak stabil.  

Penyakit gula atau diabetes termasuk penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia dan perlu waktu lama untuk menyembuhkannya. Menurut guru besar ilmu penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Dr Pradana Soewondo, di Asia Tenggara Indonesia menempati urutan pertama penderita diabetes (diabetisi) pada 2010. "Hal itu terlihat dari penderita usia 20 hingga 79 tahun berjumlah 6,9 juta orang," tuturnya.

Kebanyakan dokter menyarankan para penderita diabetes tak perlu puasa, terutama mereka yang sudah menggunakan insulin. Menurut ahli penyakit dalam dr Suharko Soebardi SpPD, dikhawatirkan terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah rendah, bila pengguna insulin tetap berpuasa. 

Penyakit diabetes sendiri terdiri atas dua jenis. Yaitu, diabetes tipe I, yang banyak ditemukan pada penderita yang mulai terkena sejak anak-anak atau remaja. Kemudian tipe II, sering terjadi karena faktor keturunan, usia, obesitas, serta pola makan.

"Untuk penderita diabetes tipe II, tak memerlukan insulin, tetapi hanya mengatur pola makan saja," jelasnya.

Sedangkan dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dr Ceva Wicaksono Pitoyo SpPD, menjelaskan, pada diabetes tipe I, asupan suntikan insulin harus dilakukan secara berkala. Maka akan sulit baginya, jika berpuasa, karena perlu disesuaikan dengan waktu pemakaian insulin.  Sedangkan bagi penderita diabetes II  dapat melakukan diet untuk mengurangi tingginya kadar gula. Syarat diet meliputi energi cukup untuk mempertahankan berat badan normal, asupan kolesterol dibatasi sekitar 300 mg per hari, penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman, penggunaan gula pengganti, seperti fruktosa, aspartame, dan sakarin. "Bila penderita juga terkena hipertensi maka harus mengurangi garam," terangnya.

Salah seorang penderita diabetes Maryati (60) mengaku tetap menjalankan puasa walau sudah lima tahun terkena diabetes. Bahkan, perempuan asal Puwodadi, Jawa Tengah, ini sudah pernah dioperasi tiga kali. Ia tetep  ingin berpuasa dan tak mau mengeluh dengan kondisi fisiknya.  "Alhamdulillah tetap bisa puasa tahun ini," ujarnya.

Ibu dua anak ini bercerita, tahun lalu tak bisa berpuasa karena keadaannya belum sehat pascaperawatan. Hanya saja setelah menjalani operasi ketiga, tubuhnya terasa lebih baik dan siap menjalankan ibadah tersebut. 

Kini ia dapat lancar berpuasa, tentunya dengan mengatur pola makan serta rutin mengecek kadar gula. Setiap sebelum berbuka puasa, Maryati memeriksa gula darahnya, dengan alat khusus yang dimilikinya. Kemudian sebelum makan besar, ia mengonsumsi obat gula satu kali sehari. 

Untuk makanan, Maryati menghindari segala makanan manis. Pihaknya harus menggunakan gula khusus diabetes bila ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis. Tak ada larangan  khusus dari dokter untuk berpuasa, asalkan tubuh kuat dan gula darah terus terkontrol. 

"Dengan kesabaran serta pola makan teratur, sampai hari ketiga Ramadhan tahun ini saya mampu melewatinya dengan lancar. Suami dan anak-anak saya pun mendukung agar saya tetap bisa berpuasa  dengan nyaman," paparnya.  rep:c91 ed: anjar fahmiarto

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement