Selasa 15 Jul 2014 14:30 WIB

pengalaman berpuasa- Puasa, Ujian Kesabaranku

Red:

Muhammad Taufiq Rovyansyah (7 tahun), kelas 2, SD Islam Al Fath, Cirendeu, Tangerang Selatan.

Aku biasa dipanggil Rovy. Umurku saat ini tujuh tahun. Aku berpuasa pertama kali waktu masih di taman kanak-kanak (TK) B. Tapi, puasaku waktu itu setengah hari saja. Saat huhur tiba, aku makan, kemudian lanjut puasa lagi sampai Maghrib.

Awalnya enggak enak karena aku tidak bisa minum susu setiap saat. Maklum, aku suka sekali minum susu. Tapi, lama-lama aku terbiasa. Setelah duduk di kelas 1 SD, aku mulai puasa penuh. Setiap pukul 04.00 WIB, ibu atau ayah membangunkanku untuk sahur.

Aku sering menangis saat dibangunkan karena masih ngantuk. Kadang malah aku makan sahur sambil  disuapi ibu di tempat tidur dengan mata masih merem. Hal yang paling enggak enak ketika aku haus. Duh, aku pernah sampai menangis minta minum, tapi ibu enggak kasih. Kata ibu, aku disuruh bersabar karena saat berbuka puasa sebentar lagi.

Pernah suatu hari, pulang main sore-sore aku ke kamar mandi. Aku pura-pura cuci muka. Padahal, aku minum air keran saking enggak tahan haus. Tapi, akhirnya ibuku tahu juga. Ibu tidak marah, malah tertawa. Dan, ibu bilang jangan diulangi lagi.

Yang bikin berat lainnya kalau teman-temanku ada yang enggak puasa. Kata ibu, aku harus bisa sabar dan tidak ikut-ikutan, kecuali sedang sakit. Menurutku, kalau sedang puasa, memang harus sabar. Kadang salahku sendiri sih, puasa tapi masih main sepeda atau lari-larian sama teman-teman. Padahal, pas puasa sebaiknya enggak terlalu banyak bergerak biar enggak mudah capek.

Ramadhan tahun ini merupakan tahun keduaku mulai berpuasa. Tahun lalu, puasaku full dan  insya Allah tahun ini aku mau puasaku full juga. Kalau tahun-tahun sebelumnya bagiku puasa terasa berat tapi tahun ini aku sudah terbiasa. Bahkan beberapa minggu sebelum puasa, aku hampir setiap hari selalu bertanya sama ibuku, kapan ya mulai puasa.

Aku ingin seperti kakakku, Mas Tama, yang sejak umur lima tahun sudah puasa, mulai setengah hari sampai puasa penuh. Tahun ini merupakan tahun ke delapan Mas Tama puasa full. Alhamdulillah, aku pengen membuat ibu dan ayah bahagia.

Ayahku bilang, kalau enggak dimulai dari kecil, orang akan sulit menjalani puasa. Selain untuk kesehatan karena tubuh harus diistirahatkan, latihan puasa juga penting agar aku bisa merasakan bagaimana rasanya orang yang lapar karena enggak bisa membeli makanan.

Oiya, menu buka kesukaannku, yakni bakwan sayur dan susu. Saat makan sahur, aku paling suka kalau ibuku masak soto ayam atau rawon. Semoga puasaku tahun ini lancar. Dan, semoga puasa teman-teman juga lancar, ya. Selamat berpuasa teman-teman. Kita tidak perlu berhitung berapa besar pahala puasa karena Allah akan memuliakan hambanya yang berpuasa.    ed: andi nur aminah

Muhammad Taufiq Rovyansyah(7 tahun)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement