Jumat 08 Aug 2014 12:00 WIB

Buku Hubungan Sesama Jenis Ditarik

Red:

JAKARTA — PT Elexmedia Komputindo akhirnya menarik buku bergaya komik berjudul Why? Puberty. Buku yang sempat beredar di toko buku tersebut menuai protes publik karena isi yang terkandung di dalamnya melegalkan hubungan sesama jenis.

Aluisius Arisubagijo, general manager PT Elexmedia Komputindo, mengakui jika pihaknya sudah menerapkan prosedur seusai standar dalam menerbitkan buku tersebut. Meski demikian, atas terbitnya buku ini, dia mengakui adanya keteledoran.

"Tapi, kalau masih ada masalah di luar itu, mungkin itu keteledoran," ujar Arisybagijo saat pertemuan dengan anggota DPD DKI Jakarta terpilih Fahira Idris pada Kamis (7/8) terkait komik Why Puberty yang beredar di pasaran.

Dalam sinopsis yang ada pada laman elexmedia, buku bergaya komik tersebut diterbitkan pada Rabu, 18 April 2012, dengan harga Rp 75 ribu. Buku itu merupakan karya penulis asal Korea Selatan, yakni Jeon Ji-eun.

Dengan 200 halaman, buku itu terkesan memberikan pendidikan seksual kepada remaja dengan cara sederhana. Beberapa kehidupan seks, seperti mimpi basah, masturbasi, dan menstruasi dibahas di buku ini. Hanya, pada bab terakhir, buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana mencintai sejenis.

Terdapat salah satu kutipan di buku tersebut yang bernada melegalkan hubungan sesama jenis. "Setiap orang punya hak untuk mencintai dan dicintai dan bila mereka mencintai sesama jenis, itu adalah pilihan. Jika boleh memilih, tentu saja mereka ingin memilih mencintai lawan jenis."

Aluisius mengatakan, penerbitnya telah melakukan tahapan yang maksimal tentang kelayakan terbitnya buku tersebut. Dia mengklaim penerbit telah berhati-hati untuk menerbitkan buku itu. Menurutnya, penerbit sangat memerhatikan konten dari buku tersebut. Selain itu, konsultasi dengan para ahli juga telah dilakukan dan informasi mengenai buku juga ada di discovery.

Sejatinya, ujar Aluisius, buku tersebut diperuntukkan bagi pembaca anak SD-SMP dengan didampingi oleh orang tua. Dengan adanya permasalahan ini, Elexmedia akan tetap menarik buku sampai menemukan solusi ke depannya. Selain itu, katanya, melalui pertemuan dengan Fahira Idris yang mewakili beberapa elemen masyarakat, mengaku bisa mengetahui hal yang perlu diketahui oleh Elexmedia.

Sementara itu, Fahira mengungkapkan, isi dalam buku tersebut mengandung unsur propaganda lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). "Juga mengandung provokatif di dalamnya," ujar Fahira. Dia menjelaskan, kedatangannya ke Elexmedia untuk menuntut ditariknya buku tersebut bukan berarti membenci LGBT. Akan tetapi, dia ingin menolak propaganda LGBT. Menurutnya, mencintai sesama jenis bertentangan dengan agama dan budaya Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Fahira mengapresiasi pihak Elexmedia dengan respons cepatnya menarik buku dari pasaran sehingga buku tersebut tidak bisa lagi dibeli oleh pembaca. Fahira juga mengatakan, adanya kejadian tersebut menandakan pihak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama kurang dalam hal pengawasan. Sebab itu, pihaknya meminta kepada lembaga terkait untuk lebih mengawasi peredaran buku di pasaran.

Dalam pertemuan antara Fahira Indris dan pihak Elexmedia belum menghasilkan solusi ke depannya pascaditariknya buku tersebut. Namun, Fahira meminta kepada Elexmedia untuk berkonsultasi dengan beberapa pihak, seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kemendikbud, Kemenag, dan MUI. Dari pertemuan lebih lanjut, dengan beberapa pihak tersebut, baru akan diputuskan apakah akan ditarik secara total atau hanya direvisi.

rep:c67 ed: a syalaby ichsan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement