Senin 25 Aug 2014 13:47 WIB

Inspirasi dari Syekh Nawawi

Red: operator

Puji-pujian kehadirat Allah SWT beserta shalawat kehadirat Nabi Muhammad SAW menggema di sepanjang jalan remang-remang menuju Pondok Pesantren (Ponpes) Annawawi Tanara, Banten, Jawa Barat, Jumat (22/8) malam. Sebuah perhelatan istimewa sedang digelar di sana, yakni peringatan 121 tahun wafatnya imam dunia asal tanah Jawa, Syekh Nawawi Banten.

Puji-pujian itu digemakan ribuan massa dari berbagai penjuru Indonesia yang mengharap berkah Allah atas keberadaan Syekh Nawawi yang pernah hidup di daerah ini. "Setiap tahun memang selalu ramai, kita memperingati wafatnya ulama besar, ngalap berkah dari keberadaan beliau," kata Sholehah (43 tahun), salah seorang pengunjung.

Ia dan ribuan pengunjung lainnya lantas mengikuti acara khaul dengan khidmat dan mendengarkan rangkaian tausiyah yang dipandu oleh Pemimpin Ponpes Annawawi Tanara yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin. Hadir pula dalam acara ini Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Pelaksana Gubernur Banten Rano Karno, kapolda Banten, dan para ulama.

Pada masa hidupnya, Syekh Nawawi adalah ulama besar dari nusantara yang namanya dikenal pula di mancanegara. Ilmu dan karya-karyanya telah memperkaya khazanah keilmuan Islam. Ia juga merupakan guru dari kebanyakan ulama besar Indonesia yang moderat. Maka, peringatan wafatnya beliau tak boleh sekadar dijadikan momentum sambil lalu. Peringatan khaul Syaikh Nawawi Banten harus jadi momentum pengingat akan sosok briliannya sehingga menginspirasi generasi bangsa Indonesia agar dapat menjadi intelektual Muslim yang bermanfaat bagi dunia.

"Syekh Nawawi merupakan tokoh yang semestinya menjadi inspirasi anak Indonesia agar menjadi generasi intelek yang bermanfaat bagi masyarakat luas," kata Kiai Ma'ruf Amin dalam sambutannya.

Ia juga menuturkan, Syekh Nawawi merupakan ahli fiqih Mazhab Syafi'i, tasawuf, dan tafsir. Ia juga produktif dalam berbagi pengetahuan. Buktinya, ia memiliki banyak murid serta telah menulis lebih dari seratus kitab dalam bahasa Arab. ''Semoga akan lahir Nawawi-Nawawi baru di Indonesia," ujar Kiai Ma'ruf yang juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini."

Dalam sambutannya, Menag Lukman Hakim Saifuddin sepakat khaul tak boleh sekadar khaul, tapi mesti dibarengi doa dan pelajaran akan wawasan sejarah kehidupan serta pemikiran Syekh Nawawi yang patut menjadi inspirasi.

Kepada ribuan hadirin, Menag menuturkan sejarah singkat Syekh Nawawi. "Beliau yang wafat pada 1893 ini memiliki pemikiran yang mampu menerobos kemelut pandangan yang ketika itu menjadi bahan perdebatan," ujarnya. Perdebatan tersebut, lanjut dia, misalnya pada akhir abad ke-18 timbul perdebatan di antara para intelektual Muslim tentang posisi syariat dan tarekat, mana yang mesti didahulukan. Sebagian menganggap syariat perlu dijalankan dan tarekat tidak perlu, sementara sebagian lainnya berpandangan sebaliknya.

Kemudian, Syekh Nawawi pun menengahi dengan membawa dalil yang terpercaya bahwa Muslim harus terlebih dahulu menjalankan syariat dengan benar. Barulah jika nantinya merasa ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah, boleh meneruskannya dengan tarekat.  rep: c78 ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement