Bertahun-tahun malang melintang memopulerkan kuliner Maluku, Ahad (28/2), Bara Raoul Pattiradjawane (51 tahun) beroleh predikat baru: duta kuliner Kota Ambon. "Pengukuhan chefBara Pattiradjawane merupakan upaya agar ke depan juru masak berdarah Maluku itu dapat mem promosikan masakan Ambon di tingkat nasional maupun tingkat internasional," kata Wali Kota Richard Louhenapessy di Kota Ambon.
Dalam berbagai paket acara televisi yang dibawanya Bara mem - perkenalkan masakan dan bumbu rempah-rempah khas Maluku.
Upaya lelaki kelahiran Jakarta itu selama ini tak luput dari perhatian Pemkot Ambon. "ChefBara beberapa kali telah mengunjungi Ambon, selain itu upayanya untuk mendata, mengumpulkan, dan memublikasikan kuliner khas Ambon patut diapresiasi," katanya.
Lelaki yang masa kanak-kanak hingga dewasa mudanya cukup lama tinggal di Eropa itu menyatakan, Ambon memiliki banyak makanan berbahan dan bumbu rempah lokal yang belum banyak dikenal masyarakat.
"Pengukuhan saya sebagai duta kuliner Ambon akan dimanfaatkan dengan baik untuk mempromosikan berbagi kuliner berbahan rempah lokal yang selama ini belum banyak dikenal masyarakat luar," kata juru masak yang piawai memasak sembari diselingi gerakan cepat akrobatik saat memegang perkakas memasak itu.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempromosikan khazanah kuliner Ambon. Cara yang lebih penting dan paling memberi manfaat menurut mantan mahasiswa lintas bidang--politik, desain, dan modeling--itu adalah dengan membukukannya. Sebab, lebih membuka informasi pada masyarakat Indonesia keseluruhan. "Kalau hanya membuka restoran itu mudah, yang penting kita memiliki dana cukup. Buat saya, ada cara lain yang harus dilakukan untuk memperkenalkan kuliner kota ini," katanya.
Ia menjelaskan, aneka rempah serta bahan pangan lokal seperti sagu dan buah atong memiliki khasiat luar biasa dan harus dipublikasikan. Bara mengakui, kuliner Ambon itu unik dan patut dicicipi oleh masyarakat di luar Maluku Lantas ia mencontohkan buah yang tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia memiliki khasiat yang luar biasa. Buah itu dapat dicampur dengan ikan mentah supaya tidak sakit perut.
"Kalau di Jepang ada sashimi dan penangkalnya wasabi, di Ambon juga ada kohu-kohu, yakni ikan mentah yang dicampur dengan buah atong," katanya. Sudah bertahun-tahun Bara memperkenalkan buah yang digunakan para nelayan Maluku itu sebagai pengawet ikan hasil tangkapan sebelum mereka mengenal penggunaan es balok. antara/Nina Ch