Senin 15 Apr 2013 08:45 WIB
Ujian Nasional

11 Provinsi Tunda Gelar Ujian Nasional

Seorang petugas merapikan tumpukan kardus yang berisi materi soal Ujian Nasional (UN) 2012 untuk tingkat SMA/MA/SMK.
Foto: Antara/Feny Selly
Seorang petugas merapikan tumpukan kardus yang berisi materi soal Ujian Nasional (UN) 2012 untuk tingkat SMA/MA/SMK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 pada jenjang SMA/MA/SMALB/SMK dan Paket C tidak bisa dilakukan serentak pada Senin (15/4). Distribusi naskah soal UN untuk 11 provinsi bermasalah sehingga pelaksanaannya ditunda hingga Kamis (18/4).

“Kami dari Kemendikbud mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala persoalan teknis yang membuat pelaksanaan Ujian Nasional di 11 provinsi diundur,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Ahad (14/4).

Sebelas provinsi yang mengalami penundaan pelaksanaan UN itu, antara lain, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Gorontalo. Dia menyebutkan, jumlah siswa di 11 provinsi tersebut sebanyak 1,1 juta orang yang tersebar di 3.601 SMA/MA dan 1.508 SMK. Sedangkan, 22 provinsi lainnya sudah siap menyelenggarakan UN.

Nuh menuturkan, keterlambatan itu disebabkan oleh persoalan teknis di percetakan yang memproduksi soal-soal untuk wilayah Indonesia bagian tengah. Melalui mekanisme tender terbuka, Kemendikbud menetapkan enam percetakan yang berhak mencetak soal-soal UN. Lima percetakan dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Namun, satu percetakan, yakni PT Ghalia Indonesia Printing, belum bisa menyelesaikan karena masalah teknis.

Menurut Nuh, PT Ghalia dibantu Kemendikbud sudah berusaha agar distribusi UN tidak terhambat. Pihaknya juga telah menggandeng TNI AU untuk melakukan jadwal pengiriman naskah UN yang terlambat tersebut.

Sebanyak empat pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 737 milik TNI Angkatan Udara siap dikerahkan untuk mengirim soal-soal UN ke 11 provinsi di Indonesia bagian tengah itu. Kalau menggunakan ekspedisi regular, Nuh mengkhawatirkan pengiriman soal tidak akan mencapai waktu yang ditargetkan. Sebab, anak-anak di Indonesia bagian tengah harus mengikuti UN pada Kamis, (18/4), mendatang. “Panglima TNI AU sudah siap mendukung pengiriman ini,” ujarya.

Direktur Utama PT Ghalia Indonesia Printing Hamzah Lukman meminta maaf atas keterlambatan yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan UN 2013 di 11 provinsi. Menurut dia, penyebab keterlambatan pencetakan adalah karena materi yang dicetak kompleks dan area percetakan terlalu penuh untuk menghimpun bahan materi tadi. “Untuk masuk ke amplop sudah selesai, tetapi untuk memasukkan ke boks kesulitan,” kata dia.

Dia menambahkan, pihaknya akan berusaha menyelesaikan pencetakan dan pemilahan soal-soal dengan cara memberlakukan shift kerja hingga 24 jam dan menambah tenaga kerja. Tugas yang tersisa, yaitu memilah-milah amplop-amplop untuk dikirim ke masing-masing provinsi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Mendikbud segera mengatasi persoalan keterlambatan distribusi naskah soal ke 11 provinsi tersebut. “Segera atasi dan investigasi,” kata dia melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono.

Untuk siswa di 22 provinsi, SBY mengucapkan selamat menempuh ujian dan mendoakan mereka agar lulus. SBY juga meminta para orang tua memotivasi dan mendoakan anak-anak mereka.

Kepolisian turut membantu pengamanan pelaksanaan UN. Di Surabaya, Jawa Timur, sebanyak 300 personel tidak berseragam akan mengamankan proses ujian. Sebanyak 7.000 personel mengawasi pelaksanaan UN di Kota Bandung dan 40 ribu di seluruh Jawa Barat. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) mengapresiasi kepolisian yang tidak mengenakan seragam ketika mengawasi ujian. Penggunaan seragam dikhawatirkan akan menimbulkan ketegangan psikologis pada siswa. n dyah ratna meta novi/ahmad baraas/arie lukihardianti/c74/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement