REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pemerintah menurunkan harga daging sapi dengan melakukan impor belum berhasil. Harga daging sapi di pasar tradisional masih tinggi, yaitu Rp 80 ribu sampai Rp 120 ribu. Adun (54 tahun), pedagang daging di Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, mengatakan harga daging sapi sudah mengalami kenaikan menjelang Ramadhan. “Dari harga Rp 98 ribu, sekarang jadi Rp 100 ribu per kilogram,” kata dia, Rabu (17/7).
Menurut Adun, masuknya daging impor dari Australia tidak akan berdampak pada penurunan harga. Dia menilai, harga daging sapi akan terus mengalami kenaikan menjelang Idul Fitri bulan depan. Pantauan Republika di Pasar Senen, Jakarta Pusat, harga daging sapi memang masih tinggi, yaitu Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu per kilogram. Di Pasar Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, harga daging sapi mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Di Yogyakarta, harga daging sapi dijual Rp 95 ribu per kg.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa menjelaskan harga daging sapi sebenarnya sudah mengalami penurunan memasuki pekan kedua Ramadhan. Dia mencontohkan bahwa harga daging sapi di Jakarta sudah turun Rp 2.000 dari Rp 98 ribu per kg menjadi Rp 96 ribu-Rp 97 ribu per kg. Di Bandung, dari Rp 106 ribu menjadi Rp 102 ribu dan di Semarang dari Rp 81 ribu ke Rp 80 ribu. Hatta memprediksi harga akan terus turun dengan masuknya daging sapi impor. “Daging Bulog yang kemarin masuk ke Bandara Soekarno-Hatta akan bertahap masuk ke pasar,” kata dia.
Meski demikian, Hatta mengakui penurunan harga belum signifikan. Sebab, pemerintah menargetkan harga daging sapi sama seperti menjelang Idul Fitri tahun lalu, yaitu Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu. “Ini yang perlu mendapatkan perhatian serius. Bagaimana menstabikan harga daging sapi,” ujar dia di sela-sela rapat koordinasi stabilisasi harga bahan pokok.
Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan harga yang masih tinggi disebabkan pasokan daging berada dalam kondisi darurat. Pasar masih kekurangan daging sapi sehingga harga belum turun.
Kekurangan daging sapi ini juga disebabkan meningkatnya konsumsi selama Ramadhan. Dalam kondisi normal, kebutuhan daging di DKI Jakarta mencapai 4.000 ton per bulan. Menurut penghitungan Badan Urusan Logistik (Bulog), konsumsi daging sapi mengalami peningkatan hingga 10 persen selama Ramadhan.
Artinya, ada peningkatan permintaan daging sapi hingga 400 ton selama Ramadhan. Suswono menyatakan, belum bisa memastikan angka peningkatan konsumsi daging sapi pada bulan suci. “Kami masih menghitung kembali kebutuhan untuk bulan ini,” kata dia.
Pemerintah akan terus berupaya menstabilkan harga daging sapi, seperti menambah kuota impor. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, upaya untuk menstabilkan harga juga harus dilakukan pedagang dan pengusaha daging sapi. Menurut Gita, kelompok itu belum bergerak aktif menurunkan harga daging sapi. Padahal, pemerintah sudah memberikan peluang untuk mempercepat pemasukan sapi impor jatah kuota.
"Mereka sudah mendapatkan 109 ribu ekor, tapi harga belum turun. Bukan hanya (mereka) tidak memotong secara cepat, tapi juga belum menurunkan harga," ujar Gita. Dia menambahkan, pengusaha masih menjual sapi ke rumah pemotongan hewan (RPH) dengan harga cukup tinggi, yaitu Rp 37 ribu per kg bobot hidup. n meiliani fauziah/esthi maharani/c01/mgo3/c10/bowo pribadi/ neni ridarineni/antara ed: ratna puspita
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.