BATAM -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyebut Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sebagai sosok negarawan hebat yang mampu memimpin bangsanya dengan baik. Kiprah SBY di tingkat internasional pun dia puji.
"Saat Presiden Yudhoyono tidak lagi menjabat, Indonesia akan kehilangan sosok negarawan, Australia kehilangan seorang teman," kata Abbott dalam jumpa pers setelah pertemuan bilateral di Batam, Rabu (4/6).
Menurut PM Australia, SBY telah menjadi presiden yang hebat dan teman yang baik bagi Australia. Masa kepemimpinan SBY dia sebut sebagai era perdamaian di luar negeri, kemakmuran di dalam negeri, konsolidasi demokrasi, dan penguatan kesatuan, dan persatuan bangsa Indonesia. "Saya akan sangat bangga untuk memanggil Anda sebagai teman saya," kata Abbott.
PM Australia juga menilai SBY sebagai negarawan senior dari Asia yang telah menunjukkan pengaruhnya dalam berbagai forum internasional.
PM Australia Tony Abbott tiba di Nongsa Point Marina & Resot, Batam, Rabu sore, guna menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden SBY. Presiden didampingi lima menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, yaitu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Presiden Yudhoyono dengan Pesawat Kepresidenan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Rabu siang untuk melakukan kunjungan kerja sekaligus menemui Abbott dan Presiden Singapura Tony Tan Kem Yang.
PM Australia mengingatkan kedua negara sebagai mitra yang saling percaya dan tingkat kepercayaan itu terus bertumbuh seiring waktu. Kerja sama intelijen dan keamanan penting untuk menjaga perdamaian kedua negara. Australia juga menyatakan dukungan totalnya pada integritas teritorial Indonesia.
Seusai jumpa pers, Menlu Marty Natalegawa mengatakan telah mengirim draf, tapi hingga kini belum ada tanggapan jawaban resmi atas draf itu dari Australia. Pihaknya tidak akan memaksakan tenggat waktu, tetapi diharapkan penyelesaian yang lebih cepat lebih baik.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah pada Selasa mengatakan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan per telepon antara Presiden Yudhoyono dan PM Abbott di sela-sela Konferensi Open Government Partnership di Bali, 6 Mei 2014.
Dubes RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema mengatakan, kepercayaan merupakan hal yang penting dalam mengoptimalkan kembali hubungan kedua negara. "Yang penting trust and confidence," ujarnya. Saat kembali ke Australia, Nadjib disambut dengan baik oleh pihak Australia, bahkan Menlu Australia Julie Bishop menghubunginya secara langsung ketika itu. antara ed: nur hasan murtiaji