Rabu 10 Sep 2014 14:00 WIB

Petani Diimbau tak Gegabah

Red:

BANDUNG -- Sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung mengalami masalah kekeringan akibat musim kemarau. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi kuantitas produksi padi di wilayah yang sebagian besar pegunungan ini. ''Sementara ini untuk di Kabupaten Bandung sendiri aman. Belum ada dampak puso akibat kekeringan,'' kata  Kepala Bagian Alat Mesin Pertanian dan Pengendalian Tanaman Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Abdul Latif, kepada Republika, Selasa (9/9).

Hal tersebut, kata Abdul Latif,  lantaran musim kemarau tahun ini tiba pada saat tanaman padi sudah mulai menguning atau menjelang masa panen. Sehingga, walaupun sawah petani mengalami kekeringan. Mereka tetap bisa memanen padinya. ''Untungnya, kekeringan kali ini melanda ketika umur padi sudah mencapai 80 - 100 hari. Sehingga, terhindar dari puso. Di bawah itu, gagal panen,'' jelas Abdul.

Abdul menambahkan, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kantong beras di Provinsi Jawa Barat, selain Sumedang, Tasikmalaya, dan Garut.  Namun, dia memperingatkan para petani untuk jangan menanam secara gegabah pada saat seperti ini. Karena, menurutnya, hal tersebut bisa membuat para petani  mengalami kerugian apabila salah prediksi. ''Kita memberikan kewaspadaan sekarang. Karena saat ini kondisinya kemarau. Walaupun April-September itu musim tanam,'' ujarnya.

Kalau mau menanam, kata Abdul, pada saat masuk bulan Oktober -Maret. Karena memang sudah masuk musim hujan. Walaupun, menurutnya, akibat perubahan iklim kondisi cuaca tidak menentu. Sehingga, bisa berubah kapan saja. ''Kita tidak bisa mengatakan aman atau tidak untuk menanam. Sehingga, kita memberikan warning saja kepada petugas di lapangan,'' katanya.

Abdul mengimbau para petani untuk sementara ini beralih menanam sayur-sayuran yang bisa ditanam di dataran rendah, serta yang masa panennya singkat. Sekitar 30-40 hari sudah bisa dipanen dan konsumsi airnya sedikit. ''Jangan sekali-kali bermain di sawah tadah hujan. Itu gambling nantinya,'' ucap Abdul.

Sebelumnya, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menetapkan status bencana kekeringan di wilayah tersebut masuk dalam kategori darurat.

"Saat ini status bencana kekeringan masuk pada tahap darurat. Dan kita juga sudah dikabarkan mengenai bencana kekeringan ini oleh BNPB,'' kata Kepala BPDB Kabupaten Bandung Marlan kepada Republika di kantor BPBD, Soreang, Senin ( 8/9).

Menurut Marlan, sampai saat ini sudah ada lima kecamatan yang mengalami dampak kekeringan akibat musim kemarau ini. Selain mengakibatkan kesulitan bertani, warga juga sudah terkena dampak kesulitan air bersih. ''Ada lima kecamatan yang sudah mulai kekeringan, yaitu kecamatan Cileunyi, Pacet, Cikancung, Pangalengan, Rancaekek. Bahkan, di Cicalengka airnya sudah mulai menguning, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi,'' ujar Marlan.

Wawan, salah seorang pengendali organisme tanaman dan bencana alam, Provinsi Jawa Barat, khawatir akan musim tanam periode mendatang karena tanah warga masih mengalami kekeringan. Meskipun tidak ada ancaman puso untuk musim tanam tahun ini. ''Secara umum, sekitar 80 persen tanaman padi menuju ke panen. Justru untuk persiapan musim tanam 2014-2015 kita sedang berhitung. Jadi, mulai khawatir,'' kata wawan.

Di  Kabupaten Cirebon, areal tanaman padi di sejumlah daerah itu mulai mengalami kekeringan ringan. Sementara ratusan hektare tanaman padi terancam kekeringan. ''Debit air di sejumlah sungai dan saluran irigasi saat ini memang terus turun,'' ujar Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, Selasa (9/9).

Ali menyebutkan, areal tanaman padi yang sudah mengalami kekeringan ringan itu di antaranya tersebar di Kecamatan Kapetakan, Panguragan, dan Gegesik. Namun, untuk luas arealnya, pihaknya belum bisa memastikan karena masih dalam proses penghitungan. Menurut Ali, daerah-daerah itu sebelumnya mengalami terlambat tanam karena harus tanam ulang akibat banjir awal tahun lalu. Saat ini, tanaman padi di daerah-daerah itu rata-rata sekitar dua bulan. Ali menambahkan, untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman puso (gagal panen), sejumlah petani di Kabupaten Cirebon terpaksa harus panen dini.

Kemarau juga mengancam wilayah persawahan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.  Beberapa wilayah pertanian di Banten dan Lampung juga terdampak akibat kemarau tersebut.  Namun, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan Haryono mengatakan, meski 47,4 persen wilayah Indonesia mengalami kemunduran awal musim hujan, hal itu tak berdampak signifikan terhadap produksi padi. rep:c80/lilies handayani/c88 ed: teguh firmansyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement