REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Badan Intelegen Nasional (BIN) masih memerlukan pengecekan mengenai kebenaran identitas Umar Patek yang ditangkap di Pakistan. “Kita cek dulu identitasnya, baru setelah itu dibicarakan langkah berikutnya seperti langkah hukum yang bisa diselesaikan di Indonesia,” kata Kepala BIN, Sutanto, saat ditemui Senin (4/4).
Ia mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah Pakistan. Sebab, Umar Patek diduga terlibat dalam pelanggaran hukum di sana. Menurutnya pemerintah Indonesia harus menghormati kedaulatan yang berlaku di negara tersebut.
“Masalah di Pakistan, dia dengan kelompok yang ada di sana melakuan kegiatan-kegiatan teror,” katanya. Setelah itu, kemungkinan Umar Patek bisa ditarik pula ke Indonesia untuk penanganan kasus di Indonesia.
Ia mengatakan hasilnya masih belum diketahui karena masih menunggu tim BIN berangkat ke Pakistan dan melakukan pembicaraan dengan pemerintah setempat. “Saat ini, pihak yang bersangkutan masih dirawat di Rumah Sakit,” katanya.
Umar Patek adalah buronan teroris Bom Bali I di 2002 yang menewaskan 202 orang. Ia telah menjadi incaran empat negara. Bahkan kepalanya dihargai pemerintah Amerika Serikat senilai US $ 1 juta. Tokoh kelompok militan Jemaah Islamiyah yang sering dikaitkan dengan Al Qaeda pimpinan Usamah bin Laden tak hanya jadi buronan Indonesia dan Amerika Serikat, tapi juga Australia dan Filipina.