REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Mahasiswi Turki yang mengenakan jilbab kembali mendapat perlakuan diskriminasi dari universitas. Sejumlah mahasiswi Black Sea Technical University (KTÜ), Senin, tidak dibolehkan ikut dalam rombongan mahasiswa lainnya karena mengenakan jilbab.
Larangan ini disampaikan dosen mereka di atas bus yang akan berangkat ke sejumlah pabrik tekstil. Si dosen meminta, mahasiswi yang mau ikut kunjungan wisata harus melepas jilbab mereka dulu. Atau bis baru akan berangkat kalau mahasiswi bersangkutan melepas jilbabnya.
Mahasiswi-mahasiswi itu tidak dapat berbuat banyak. Sehingga mereka akhirnya melepas jilbabnya sementara. Si dosen, Nermin Saral Usta, menegaskan perjalanan kali ini adalah perjalanan resmi. Semua siswa diharuskan mengenakan seragam yang tidak ada penutup kepalanya bagi kaum hawa.
Pemaksaan Nermin ini, menurut Badan Pendidikan Tinggi Turki (YOK) menyalahi aturan. Sebab, YOK sudah mengeluarkan edaran bagi universitas di seluruh Turki bahwa mahasiswi yang mengenakan jilbab harus diperkenankan mengikuti segala aktivitas.
Masalah jilbab ini sebelumnya memanas di Turki. Ribuan pelajar sempat ditolak aplikasi universitasnya gara-gara mereka enggan melepas jilbabnya. Turki, negara sekuler yang berbatasan dengan Eropa ini, juga terasa diskriminatif bagi pekerja perempuan yang mengenakan jilbab.
Perempuan berjilbab tidak boleh masuk ke dalam area militer Turki. Ini termasuk rumah sakit militer dan sarana rekreasi militer.