REPUBLIKA.CO.ID,HERAT--Serangan bom bergaya Taliban meledakkan sebuah kendaraan, menewaskan tiga sesepuh suku Afghanistan di wilayah barat negara itu, Minggu, kata polisi. Kelompok itu diserang di Farah, sebuah provinsi Afghanistan barat dimana terdapat banyak gerilyawan yang terkait dengan Taliban yang mengobarkan perang melawan pemerintah Kabul dukungan AS.
"Ledakan sebuah bom rakitan IED di distrik Bala Buluk di provinsi Farah menewaskan tiga orang dan mencederai dua warga sipil," kata Abdul Rauf Ahmadi, seorang juru bicara kepolisian di Afghanistan barat. Juru bicara pemerintah provinsi itu Naqibullah Farahi mengatakan kepada AFP, korban adalah "sesepuh setempat yang sedang menuju kota Farah dari distrik itu".
Presiden Hamid Karzai mengutuk pemboman itu dan menyebut penyerang sebagai "musuh Afghanistan", sebuah istilah yang digunakan oleh para pejabat Afghanistan bagi Taliban dan gerilyawan lain. Pemboman mematikan itu merupakan yang terakhir dari serangan-serangan gerilya yang bermunculan lagi di sejumlah daerah di Afghanistan.
Kamis, enam personel keamanan Afghanistan tewas ketika gerilyawan Taliban meledakkan sebuah bom yang disembunyikan di dalam ambulan di tengah serangan yang dilakukan terhadap kantor polisi di kota Kandahar, Afghanistan selatan. Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org. Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet. Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.