REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK - Dalam wawancara dengan Newsweek, Oksana Balinskaya menceritakan pengalamannya menjadi perawat pemimpin Libya Moamar Qadafi. Balinskaya pun membeberkan besaran gajinya dan fasilitas mewah lainnya.
''Kami bepergian dalam kemewahan. Saya menemani Papik (Moamar Qadafi) ke Amerika Serikat, Italia, Portugal, dan Venezuela. Ketika berada dalam suasana hati yang baik, ia bertanya apakah kami memiliki segala sesuatu yang kami butuhkan,'' cerita Balinskaya. ''Kita akan mendapatkan bonus untuk berbelanja. Papik setiap tahun memberikan semua staf arloji emas dengan gambar fotonya.''
Balinskaya mendapat kesan bahwa sedikitnya setengah penduduk Libya disukai Papik. Staf medis setempat cemburu pada Balinskaya dan kawan-kawan. ''Karena, kami mendapat bayaran tiga kali lebih banyak daripada gaji mereka yang hanya 3000 dolar AS (Rp 26 juta) per bulan,'' tuturnya.
Jelas bahwa Papik membuat semua keputusan di negaranya. Qadafi, menurut Balinskaya, seperti Stalin yang memiliki semua kekuatan dan semua kemewahan.
''Semua untuk dirinya sendiri. Ketika saya pertama kali melihat gambar-gambar televisi dari revolusi Mesir, saya pikir tidak akan ada orang berani bangkit melawan Papik kami,'' kata Balinskaya. ''Tapi, ada reaksi berantai setelah Tunisia dan Mesir. Jika Papik menyerahkan tahta kepada putranya (Saif al-Islam) ketika ia masih memiliki kesempatan, saya percaya segala sesuatu akan baik-baik saja. Orang tidak akan mati sekarang.''