REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK - Oksana Balinskaya, perawat pemimpin Libya Moamar Qadafi, bercerita pengalamannya selama menjadi perawat Qadafi.
''Aku memeriksa hati diktator dan tinggal dalam kemewahan. Tapi ketika revolusi tiba, saya menyadari risiko yang mesti saya tanggung,'' ujar Balinskaya berbicara tentang pengalamannya menjadi perawat diktator Libya Muammar Gaddafi.
Balinskaya baru berusia 21 tahun ketika dia pergi bekerja untuk Qadafi. Seperti perempuan muda lain, ia dipekerjakan sebagai perawat. ''Aku dibesarkan di Ukraina. Aku tidak berbicara sebuah kata bahasa Arab pun,'' katanya. ''Bahkan, saya tidak tahu perbedaan bahasa Arab Lebanon dan Libya.''
Balinskaya memanggil Qadafi dengan panggilan ''Papik''. Dalam bahasa Rusia, Papik artinya ''ayah kecil''.
Balinskaya mengatakan''Papik'' sangat murah hati kepada para perawatnya. ''Saya memiliki semua yang saya bisa bermimpi: sebuah apartemen dua kamar tidur dilengkapi, sopir yang muncul setiap kali aku menelepon. Tapi, apartemen saya disadap dan kehidupan pribadi saya diawasi dengan ketat,'' ceritanya.
Untuk tiga bulan pertama, Balinskaya tidak diizinkan pergi ke istana. ''Saya pikir Papik takut bahwa istrinya, Safia, akan cemburu. Tapi, aku akhirnya segera mulai mengurus Papik secara teratur,'' kenangnya.
Balinskaya menyebutkan tugas perawat adalah memastikan Qadafi dalam kondisi prima. Balinskaya mengatakan Qadafi memiliki detak jantung dan tekanan darah layaknya seorang pria yang jauh lebih muda. Balinskaya perna memaksa Qadafi memakai sarung tangan pada kunjungan ke Chad dan Mali untuk melindunginya dari terkena penyakit tropis.
''Kami memastikan bahwa Papik sehari-hari berjalan kaki di sekitar tempat tinggalnya, mendapat vaksinasi, dan memiliki tekanan darahnya diperiksa tepat waktu,'' katanya.