REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Tim Palang Merah telah tiba di Misrata, Sabtu (16/4), untuk menilai situasi di kota Libya barat yang dikepung itu. Kelompok-kelompok bantuan telah melukiskan situasi yang makin menyedihkan bagi banyak warga sipil yang terperangkap di Misrata, dengan hanya beberapa tempat aman dari pembombardiran tiap hari oleh pasukan pemerintah, dan kebutuhan pada pasokan pangan dan obat-obatan yang meningkat.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang bermarkas di Jenewa dan pemerintah Libya di Tripoli telah mengkonfirmasi kunjungan tim tersebut ke kota pantai 200 kilometer di timur ibu kota itu. Awal pekan ini, Palang Merah mengatakan mereka telah membuka sebuah kantor di Tripoli atas undangan pemerintah Libya dan akan mengirim tim ke Misrata guna membantu warga sipil yang terperangkap oleh pertempuran.
"Saya pastikan bahwa mereka telah tiba setengah jam lalu melalui jalan (darat) dari Tripoli," kata juru bicara ICRC Christian Cardon di Jenewa. ''Tim ICRC di Misrata dipimpin oleh Jean-Michel Monod, yang telah memimpin delegasi ICRC di Tripoli selama beberapa pekan terakhir.''
Sebuah kapal yang dicarter oleh badan kemanusiaan independen itu telah masuk dok di pelabuhan Misrata sepekan lalu, dengan membawa cukup pasokan medis untuk merawat 300 pasien.
Di Tripoli, juru bicara pemerintah Mussa Ibrahim mengatakan pada Reuters: "Militer Libya akan membawa mereka ke sebuah tempat khusus ke kota itu dan Palang Merah telah pergi ke tempat lainnya (tempat yang dikuasai oleh oposisi pemberontak)."
Ia menjelaskan tim Palang Merah itu akan mengeluarkan laporan mengenai penemuan awalnya, tapi tidak memberikan perincian lagi. Pasukan pemerintah telah mengepung Misrata selama sekitar tujuh pekan. Ratusan warga sipil diperkirakan telah tewas.
Para pejabat Libya menyatakan mereka memerangi milisi bersenjata yang memiliki hubungan dengan Al Qaida yang bertekad untuk menghancurkan negara Afrika utara itu. Mereka membantah bahwa tentara pemerintah telah menembaki Misrata dengan granat.