Senin 18 Apr 2011 15:22 WIB

Saiful Islam Qaddafi Menolak Disebut Pembunuh

Red: cr01
Saiful Islam Qaddafi, putra pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qaddafi.
Foto: Al-Islam Al-Yaum
Saiful Islam Qaddafi, putra pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qaddafi.

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH - Saiful Islam Qaddafi—putra Kolonel Muammar Qaddafi yang tengah menghadapi gelombang revolusi—menolak jika pasukan Libya dianggap membunuh warga sipil di Misurata, yang dihujani bom selama beberapa hari.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan salah satu koran terkemuka AS, Senin (18/4), Saiful menolak disebut sebagai pembunuh. "Saya tidak terima hal ini, bahwa tentara Libya membunuh warga sipil. Hal itu tidak terjadi dan tidak akan terjadi sama sekali. Kami tidak akan melakukan kejahatan apapun terhadap bangsa kami," ujarnya.

Saiful mengatakan tuduhan para pemberontak dan organisasi Human Rights Watch (HRW) yang menyatakan pasukan Qaddafi menggunakan bom cluster yang terlarang di Misurata sebagai sesuatu yang negatif.

“Laporan yang menyebut bahwa pasukan loyalis Qaddafi telah melepaskan tembakan ke arah para pemberontak adalah laporan palsu. Sama dengan laporan palsu tentang adanya senjata pemusnah massal di Irak yang dijadikan justifikasi untuk menyerang negara tersebut,” ketusnya.

"Dalih senjata pemusnah massal tidak terbukti sama sekali. Mereka hanya ingin menyerang Irak, dan mereka pun menyerang. Demikian pula dengan Libya, maka mereka pun menyerang,” tegas Saiful.

Koalisi internasional yang saat ini dipimpin NATO melakukan serangan udara terhadap pasukan yang setia kepada Qaddafi setelah PBB memaksakan zona larangan terbang di Libya dengan dalih perlindungan warga sipil di negara ini.

sumber : Al-Islam Al-Yaum
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement