REPUBLIKA.CO.ID, PBB - PBB mengatakan, Senin (18/4), mereka ingin mengirim tim kemanusiaan ke Misrata, kota Libya yang dikepung, yang pemberontak katakan telah diserang oleh pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Muamar Gaddafi. "Apa yang kami minta adalah agar misi PBB mendapat akses ke Misrata supaya mereka dapat menilai keadaan dan kebutuhan di sana," kata juru bicara PBB Farhan Haq pada wartawan di New York.
Pernyataannya itu menggemakan kepala bantuan kemanusiaan PBB Valeri Amos, yang mengatakan dari kota Benghazi yang dikuasai pemberontak bahwa ia sangat mengkhawatirkan mengenai situasi di Misrata. "Saya sangat mengharapkan sekali bahwa situasi keamanan akan memungkinkan kami untuk mencapai Misrata," katanya.
"Tak ada seorang pun yang memiliki pengertian mengenai mendalam dan meluasnya apa yang terjadi di sana." Ketika berbicara di Budapest, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa pemerintah Gaddafi telah menyetujui kehadiran (tim) kemanusiaan di ibu kota Tripoli. Haq menyatakan bahwa itu termasuk persetujuan mengenai masuknya staf kemanusiaan internasional dan peralatan untuk mereka.
"Pemerintah Libya mengatakan bahwa mereka akan menjamin akses tanpa rintangan melalui perbatasan Tunisia ke Libya hingga Tripoli dan mengatakan mereka akan menjamin jalan lintasan yang aman bagi pekerja kemanusiaan untuk masuk daerah-daerah tempat pemerintah Libya memegang kendali," ujarnya.
Sejauh ini Libya belum menjanjikan gencatan senjata untuk memungkinkan pemberi bantuan kesempatan untuk bekerja. Tapi Haq menegaskan PBB terus mendorong hal itu. "Kami telah minta berulang kali untuk menghentikan pertempuran," kata Haq.