REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menerima laporan 33 orang hilang selama Januari hingga Maret 2011 dengan alasan yang tidak jelas. "Mayoritas korban hilang berjenis kelamin wanita berusia 20 hingga 35 tahun," kata Kepala Urusan Penerangan Satuan Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Yossie Pr di Jakarta, Senin.
Yossie menyatakan para korban telah hilang kontak dengan pihak keluarga selama satu hingga dua bulan tanpa alasan yang jelas.
Terkait adanya dugaan warga yang hilang menjadi korban "cuci otak" anggota Negara Islam Indonesia (NII), Yossie menjelaskan penyidik belum menemukan adanya keterlibatan anggota NII yang mendoktrinisasi korban. Namun pihak kepolisian mengimbau pihak keluarga secepatnya melapor kepada kantor kepolisian terdekat, jika kehilangan anggota keluarganya.
Polda Metro Jaya mendapatkan laporan kehilangan orang sebanyak 31 orang pria dan 63 orang wanita sejak 2009 hingga 2011.
Korban hilang berdasarkan usianya, yakni 16 orang berusia kurang dari 20 tahun, 18 orang (usia 20-30 tahun), tujuh orang (usia 30-40 tahun) dan delapan orang (usia lebih dari 40 tahun). Saat ini, informasi kehilangan orang marak terjadi di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
Sebelumnya, seorang Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan, Lian Febriana sempat menghilang selama beberapa hari di tempat kerjanya. Lian ditemukan anggota Polsek Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dalam kondisi hilang ingatan, bahkan tidak mengenal anak dan suaminya.
Kemudian mahasiswi pascasarjana jurusan Ketahanan Pangan Institut Pertanian Bogor, Melinda Fitriana menghilang selama lima hari dari kontrakkannya di wilayah Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/4). Anggota Polda Metro Jaya menjemput Melinda di salah satu hotel di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (19/4).