REPUBLIKA.CO.ID, Penyergapan yang dilakukan Navy Seal Angkatan Laut AS terhadap pemimpin Al-Qaeda Usamah bin Ladin di kota Abbottabad, utara Islamabad, Ahad malam kemarin terekam dalam kamera helm yang dikenakan para pasukan khusus tersebut. Dari kamera helm pasukan khusus itulah, Presiden Barack Obama, Wapres Joe Biden, dan Menlu Hillary Clinton dan beberapa pejabat terasnya menyaksikan penyergapan yang penuh dengan suasana ketegangan.
Saat ini banyak jaringan berita di dunia menanti kapan rekaman penyergapan yang berujung pada meninggal pria seharga 25 juta dolar AS tersebut segera dirilis. "Setiap organisasi berita di dunia ini meminta sekarang dan tak satu pun dari mereka berpikir itu pernah akan melihat hari yang terang," ungkap veterangan jaringan berita yang kecewa mengatakan kepada New York Post.
"Setiap orang menanyakan pertanyaan itu, dan kita tidak mendapatkan alasan," ujar sumber di sebuah jaringan media. Sejauh ini, hanya TV gambar yang ada dan hanya berasal dari video amatir, Usamah bin Ladin ditembak mati di kompleks setelah berakhir operasi dan diperoleh oleh ABC News.
"Kita telah mencari orang ini (Usamah) dengan waktu yang lama, dan terutama di New York, anda ingin melihat (videonya)," ujar Presiden CBS News David Rhodes terkait video penyergapan Usamah bin Laden. "Kita memiliki semua orang yang bekerja untuk itu dan saya tidak dapat memprediksi kapan dapat melihat itu," sambungnya lagi.
"Kita telah menanyakan kepada semua pejabat pemerintah jika memiliki video itu," ujar jaringan berita Exec. "Tetapi kita mendengar satu kata tentang itu." Karena itu menyangkut kemanan, gambar yang sepertinya hanya dapat kita lihat adalah foto Usamah bin Ladin meninggal.
Di balik kejadian tersebut, jaringan televisi Exec menunggu sepanjang Senin kemarin kepastian dari Gedung Putih untuk merilis foto ke publik. "Dengan satu tangan mereka ingin membuktikan bahwa dia (Usamah) sebenarnya sudah meninggal," tutur sumber di jaringan berita. "Tetapi mereka tidak ingin merilis foto yang kemungkinan dapat meningkatkan situasi yang lebih parah."