Selasa 10 May 2011 17:27 WIB

Pengajiannya Mau Dihancurkan Warga, Anggota NII Mogok Makan Lima Hari

Rep: C04/ Red: Didi Purwadi
Demonstrasi menentang NII
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Demonstrasi menentang NII

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sebelum kabur dan tak pulang lagi ke rumahnya, Ati sempat mengajak seluruh anggota keluarganya untuk ikut Negara Islam Indonesia (NII). Menurut Ati, ajaran Islam yang sedang ia jalaninya itu adalah ajaran yang paling benar.

Ati juga menilai pemerintahan Indonesia saat ini sama sekali bukan pemerintahan yang islami. “Dia pernah mogok makan lima hari karena tempat pengajiannya mau dihancurkan warga. Setelah itu, ia kabur tanpa membawa bekal apapun,” ujar Saliyah, ibunda Ati. “Saya tidak tahu apa isi pengajiannya. Namun, dari gelagatnya, itu seperti NII.”

Sebelum mengikuti pengajian tersebut, Saliyah mengatakan Ati adalah anak yang penurut. Gadis berumur 28 tahun tersebut sehari-hari mengajar matapelajaran matematika di sebuah SMK. “Pengajian tersebut membuat dia berubah drastis,” cerita Saliyah.

Tidak hanya berubah drastis, Ati juga menjadi semakin aneh setelah mengikuti pengajian tersebut. Ketika melihat pemberitaan mengenai bom yang meledak di Bali, Ati malah berkomentar bahwa korban pemboman tersebut terlalu sedikit. Saliyah juga menilai putrinya malah setuju dengan adanya pemboman yang sekarang kerap terjadi di Indonesia.

Kini Saliyah hanya berharap putrinya dapat segera ditemukan oleh kepolisian. Ia merasa menemukan jalan buntu. Karena, ketika mengunjungi tempat pengajian Ati di Depok, tempat itu kini telah sepi dan berganti penghuni.

Dari keterangan warga setempat, rumah kontrakan tersebut sudah lama kosong. Warga pun tak mengelak ketika ditanya mengenai pengajian yang kerap dilakukan secara tertutup tersebut. “Memang dulu pernah ada. Tapi karena diprotes warga, mereka akhirnya pergi,” ujar seorang warga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement