REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj menyebut bahwa aksi terorisme yang marak akhir-akhir ini merupakan "senjata makan tuan" bagi Amerika Serikat (AS). "Itu karena Amerika sendiri yang melatih Osama bin Laden dan sejumlah teroris dari berbagai negara Muslim di dunia, melalui pelatihan perang di Afghanistan," ucapnya.
Ia mengemukakan hal itu saat memberikan sambutan dalam kunjungan kerja Menakertrans HA Muhaimin Iskandar ke Gedung PWNU Jatim (17/5), untuk membuka pelatihan wirausaha berbasis pesantren. Saat itu, doktor alumnus Ummul Qura, Mekah, itu menguraikan tentang tantangan NU menghadapi gerakan radikalisme teologis yang mulai berkembang menjadi gerakan radikalisme teroris.
Awalnya, di Indonesia berkembang gerakan Wahabi di Sumatera dan gerakan Salafi di Jawa Barat, yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan radikal teologis. "Namun, gerakan radikal teologis itu kini menjadi radikal teroris akibat pendidikan AS kepada Osama bin Laden dkk dalam latihan perang di Afghanistan untuk menghancurkan Komunis di Uni Sovyet," tuturnya.
Bahkan, Umar Patek dan sejumlah teroris yang berasal dari Jawa Barat itu, juga merupakan hasil pendidikan AS di Afghanistan, namun Osama bin Laden dkk kini berbalik "menyerang" AS. "Jadi, teroris yang akhir-akhir ini marak di berbagai belahan negara Muslim itu hakekatnya 'senjata makan tuan' dari AS. Karena itu, jangan dibalik dengan menjadikan Islam sebagai tertuduh," kilahnya.
Oleh karena itu, ulama kelahiran Cirebon pada 3 Juli 1953 itu menyarankan AS untuk membantu Indonesia mengkampanyekan Islam moderat ke seluruh penjuru dunia, sebagai bentuk tanggung jawab AS atas terorisme yang terjadi.
"Mari kita bersatu dan mengembangkan 'tasamuh' (saling pengertian), karena radikalisme sudah mengancam negara dan pemerintahan," tandas suami Nur Hayati Abdul Qodir yang pernah mondok di Cirebon, Kediri, dan Yogyakarta itu.