Jumat 20 May 2011 10:16 WIB

Duh! Ribuan Penderita AIDS di Bali Berumur 20-29 Tahun

Gambar bagaimana virus AIDS menghancurkan sistem kekebalan tubuh, ilustrasi
Gambar bagaimana virus AIDS menghancurkan sistem kekebalan tubuh, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Virus HIV penyebab AIDS menyerang sebagian besar usia produktif di Bali, yakni mencapai 79,88 persen dari penyidap virus hilangnya kekebalan daya tubuh tersebut yang mencapai 4.314 kasus.

Usia produktif antara umur 20-29 tahun yang terjangkit HIV/AIDS sebanyak 1.932 orang (44,78 persen) dan usia 30-39 tahun 1.514 orang (35,10 persen), sehingga total penderita mencapai 79,88 persen, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Suteja didampingi Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dr Ketut Subrata di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, penderita hilangnya kekebalan daya tubuh usia 20-29 persen yang menempati persentase tertinggi itu terdiri atas AIDS 769 orang meliputi laki-laki 577 orang dan perempuan 192 orang. Sementara penderita HIV 1.163 orang meliputi laki-laki 652 orang dan perempuan 511 orang.

Demikian pula usia 30-39 tahun mencapai 1.514 orang yang meliputi AIDS 851 kasus terdiri atas laki-laki 705 orang dan perempuan 146 orang, serta HIV 663 kasus (laki-laki 417 orang dan perempuan 246 orang).

Nyoman Suteja menjelaskan, penyakit HIV/AIDS yang telah menyebar ke delapan kabupaten dan satu kota di Bali juga tercatat menyerang usia di bawah satu tahun sebanyak 39 kasus (0,90 persen). Usia satu hingga empat tahun sebanyak 75 kasus (1,74 persen), usia 5-14 tahun sembilan kasus (0,21 persen) dan usia 15-19 tahun 93 kasus (2,16 persen).

Pemerintah Provinsi Bali beserta segenap jajaran di kabupaten/kota melakukan upaya yang maksimal untuk menekan sekecil mungkin penyakit yang mematikan tersebut. Upaya tersebut didukung dengan penerapan Peraturan Daerah (Perda) Bali Nomor 3 tahun 2006 tentang Kondomnisasi. Upaya tersebut diharapkan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk menghindari perbuatan yang beresiko tinggi terserang HIV.

Hal itu perlu ditekankan mengingat 72,04 persen penularan tersebut akibat heterosex, menyusul penggunaan jarum suntik secara bersama-sama oleh para pelaku narkota, yakni 17,80 persen, homo 5,73 persen, prenatal (bayi sebelum lahir) 2,41 persen dan tidak diketahui secara pasti 2,02 persen, tutur Nyoman Suteja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement