Jumat 20 May 2011 13:59 WIB

Simbol Kebangkitan Nasional Bukan Hanya Budi Utomo

Rep: C05/ Red: Johar Arif
Sarekat Dagang Islam
Foto: pikirancerah.wordpress.com
Sarekat Dagang Islam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peringatan hari kebangkitan nasional yang jatuh pada hari ini dirayakan di Museum Kebangkitan Nasional. Pihak pengelola museum memperkenalkan organisasi pergerakan nasional lain selain budi utomo, yakni Sarekat Dagang Islam.

Edi suwardi, kepala Museum Kebangkitan Nasional, mengatakan pihaknya sengaja mengenalkan organisasi pergerakan nasional selain Boedi Utomo. Sarekat dagang Islam lah yang dipilih tahun ini. "Supaya orang tahu bahwa kebangkitan nasional bukan hanya oleh Boedi Utomo saja," katanya pada Republika, Jumat (20/5).

Di museum ini, digelar berbagai acara untuk memperingati hari bersejarah bagi bangsa indonesia ini. Salah satunya adalah dengan menggelar pameran tentang Sarekat Dagang Islam.

Pameran digelar di salah satu gedung di dalam museum. Tampak beberapa pengunjung menyimak penjelasan dari petugas pemandu tentang organisasi yang didirikan oleh H. Samanhudi tersebut. Umumnya pengunjung berusia tua dan pecinta sejarah tampak antusias.

Sedangkan para pengunjung pemuda, yaitu kalangan pelajar, terlihat bosan. Vilia, salah satu siswa SMPN 4, menyatakan capek mengikuti rangkaian acara ini. Ia dan beberapa siswa lainnya diundang pihak museum untuk mengikuti rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Ia dan teman-temannya tidak ikut masuk melihat pameran Sarekat Dagang Islam. "Tadi kan udah ikut upacara," katanya. Ia hanya duduk-duduk di depan museum, menunggu diperbolehkan pulang.

Ia sendiri belum pernah datang ke museum ini. "Nggak seru," katanya. Menurutnya, lebih baik pergi ke mall atau ke Ancol, tempat yang lebih seru dan ramai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement