REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Perusahaan minyak dan gas bumi PT Pertamina (Persero) optimistis akan memiliki sekitar 95 unit tanker pada tahun 2016 karena upayanya memesan kapal milik sendiri di sejumlah galangan kapal nasional.
"Saat ini, kami telah mengoperasionalkan 190 unit tanker. Namun, hanya 36 unit tanker di antaranya yang bisa berstatus hak milik karena sisanya sewa," kata Koordinator Pembangunan Kapal Direktorat Pemasaran dan Perdagangan PT Pertamina (Persero), Subagjo H M, di Surabaya, Jumat (27/5).
Dengan kondisi tersebut, ia berharap, dapat meningkatkan komposisi kepemilikan kapal angkut minyak dan gas bumi menjadi 50 persen milik sendiri dan 50 persen sisanya sewa.
"Memang idealnya komposisi kepemilikan kapal 50 persen sewa dan 50 persen milik sendiri sehingga dapat meningkatkan kinerja penyaluran minyak dan gas bumi ke sejumlah wilayah," ujarnya.
Sementara itu, ungkap dia, kini Pertamina juga menandatangani kontrak pengadaan kapal angkut minyak dan gas bumi sebanyak 24 unit kapal untuk memperkuat armadanya. "Keseluruhan unit tersebut saat ini memasuki tahap kontruksi," katanya.
Di sisi lain, ulas dia, pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman di bidang perancangan, pembangunan, pemeliharaan, perbaikan kapal, dan jual beli BBM, LPG, dan pelumas.
"Bahkan, kerja sama pengelolaan galangan kapal milik kami di Sorong, Papua Barat yang berkapasitas 17.000 'dead weight tonage/DWT' dengan PT Dok dan Perkapalan Surabaya," katanya.
Menyikapi kerja sama tersebut, Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Surabaya, Mohammad Firmansyah Arifin, menambahkan, upaya itu dapat memaksimalkan potensi galangan kapal domestik.
"Tujuan lain, membantu perbaikan armada kapal Pertamina sekaligus menyerap permintaan perbaikan kapal di Kawasan Indonesia Timur," katanya.
Di samping itu, terkait pendapatan perusahaan galangan kapal di Kota Pahlawan tersebut, lanjut dia, sampai sekarang sekitar 55 persen mengandalkan jasa perbaikan kapal dan sisa 45 persennya diperoleh dari proyek pembuatan kapal baru.