REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Seorang diplomat Iran di Mesir, yang ditahan singkat atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata, diusir Senin, kata kantor berita resmi MENA. Penyelidikan awal menunjukkan, ia mengumpulkan "informasi seputar Mesir mengenai perkembangan terakhir yang telah dialami negara itu dan kondisi yang sedang dilalui, kemudian mengirimkannya ke badan intelijen Iran", kata MENA.
Seksi kepentingan Iran di Kairo membantah bahwa Hosseini ditangkap. Iran dan Mesir tidak memiliki hubungan diplomatik penuh, dan hubungan antara kedua negara itu tegang di bawah mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Teheran memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir pada 1980 untuk memprotes perjanjian perdamaian Kairo dengan Israel yang ditandatangani setahun sebelumnya. Kedua negara itu hanya mempertahankan seksi kepentingan di ibu kota mereka masing-masing.
Namun, kedua negara yang berpenduduk muslim itu mengisyaratkan bahwa mereka akan memperbaiki hubungan setelah runtuhnya rejim Mubarak pada 11 Februari tahun ini. Buntut dari demonstrasi mematikan selama lebih dari dua pekan di Mesir, Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari setelah berkuasa 30 tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, sebuah badan yang mencakup sekitar 20 jendral yang sebagian besar tidak dikenal umum sebelum pemberontakan yang menjatuhkan pemimpin Mesir itu.
Sampai pemilu dilaksanakan, dewan militer Mesir menjadi badan eksekutif negara, yang mengawasi pemerintah sementara yang dipimpin perdana menteri.