Selasa 31 May 2011 16:28 WIB
Gunung Dieng

Manajemen Penanganan Jangan Panikkan Warga

Rep: C19/ Red: Johar Arif
Sejumlah warga menyaksikan aktivitas kawah Timbang di kawasan dataran tinggi Dieng yang terus mengeluarkan gas CO2 di Dukuh Simbar, Sumberrejo, Batur, Banjarnegara, Jateng, Senin (30/5).
Foto: Antara
Sejumlah warga menyaksikan aktivitas kawah Timbang di kawasan dataran tinggi Dieng yang terus mengeluarkan gas CO2 di Dukuh Simbar, Sumberrejo, Batur, Banjarnegara, Jateng, Senin (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Manajemen penanganan warga yang bermukim di kawasan bahaya aktivitas vulkanis Kawah Timbang, Gunung Dieng, diharapkan tidak menimbulkan kepanikan.

Dalam rapat koordinasi lintas sektoral yang dilaksanakan untuk penanganan bencana di dataran tinggi Dieng terungkap warga tidak menghendaki penanganan ini justru membuat takut dan panik. Terutama untuk warga yang selama ini masih bertahan untuk tidak beranjak dari zona bahaya kawah Timbang, yang berlokasi di Desa Simbar, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwo, mengamini keinginan warga tersebut. Pasalnya sebagian warga masih menganggap peningkatan aktivitas ini sebagai hal biasa. Sehingga sebagian masih bertahan dan enggan untuk dipindahkan ke sejumlah titik aman yang sudah dipersiapkan. "Sampai saat ini koordinasi penanganan masih terus diintensifkan," ujarnya, Selasa (31/5).

Terpisah, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Hj Rustriningsih membenarkan penanganan kepada warga harus lebih berhati- hati. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang berlebih yang justru menjadi hambatan dalam melakukan penanganan.

Wagub juga mengakui, sebagian warga masih bertahan, karena mereka menganggap ancaman gas beracun --seperti halnya saat erupsi kawah Sinila beberapa puluh tahun lalu-- masih dapat dihindari.

Mereka beranggapan selama gas beracun yang keluar dari kawah Timbang masih bisa direduksi oleh sinar matahari. "Namun langkah- langkah antisipasi juga telah disiapkan dalam mengantisipasi sikap warga tersebut," tandas Wagub.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement