REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Isu politikus berinisial A yang dihembuskan oleh Partai Demokrat, merupakan pertanda ketidakmampuan pengelolaan koalisi. Pasalnya, Partai Demokrat masih saja melakukan upaya untuk mengalihkan isu persoalan internal partainya dengan mencari kambing hitam, dari eksternal.
Sementara, biasanya, partai yang dijadikan kambing hitam itu adalah, Golkar atau PKS. Hal ini menggambarkan bahwa masih ada api dalam sekam, di dalam koalisi pemerintahan. Hal tersebut dikatakan pengamat politik UGM, Ari Dwipayana kepada Republika, Kamis (2/6). “Jadi, sebenarnya ketegangan dan panasnya hubungan antar partai di koalisi itu masih ada,” katanya.
Walaupun ada upaya untuk meredam atau menutupinya, dengan meneken kontrak koalisi baru, sebenarnya pada hakikatnya panas hubungan itu masih ada. Maka, Ari meyakini bahwa dengan munculnya isu seperti ini, kemungkinan koalisi yang solid tidak terbangun. “Ditutupi dengan macam-macam tapi sesungguhnya di dalamnya ada bara,” ujar dia. Kejadian semacam ini menunjukan ketidakmampuan koalisi dikelola.
Selain terkait koalisi, isu politikus berinisial A ini juga berarti ketidakmampuan Partai Demokrat dalam mengelola isu atau konflik internal partainya. Partai demokrat dalam konteks ini berupaya untuk mengalihkan isu problem internal dengan kehadiran eksternal.
Artinya, kata Ari, Partai dibawah pimpinan Anas Urbaningrum tersebut belum solid. Ketidak solidannya demokrat terjadi karena masih ada pengkubuan yang kuat didalamnya. Maka, setiap persoalan yang terjadi selalu dianggap sebagai, kejadian yang dilakukan seorang kaki tangan pihak diluar partai.