Kamis 09 Jun 2011 17:33 WIB

Idrus Marham: Saya Jadi Menteri Jika Ical Jadi Presiden

Rep: Esthi Maharani/ Red: Krisman Purwoko
Idrus Marham
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Idrus Marham

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejumlah spekulasi sempat mencuat dengan tindakan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham yang mengundurkan diri sebagai anggota DPR, Rabu lalu (8/6). Salah satunya, terkait dengan persiapan dirinya untuk menjadi menteri.

 

Idrus tegas mengatakan, “Saya jadi menteri jika Ical (Abu Rizal Bakrie) jadi presiden,” katanya saat memberikan keterangan pers di ruang pimpinan DPR, Gedung Nusantara III, Kamis (9/6). Diakuinya, Ical pernah berujar sekitar empat bulan lalu, jika seandainya ada tawaran (untuk menjadi menteri), dirinya sudah berproses dan sudah siap.

Tetapi, alasan untuk mengundurkan diri sebagai anggota DPR lebih pada untuk memfokuskan diri dalam tugas kesekjenan. Menurutnya, posisi sekjen adalah posisi yang sangat strategis dan memiliki peran yang sangat penting.

Alasan lainnya, berdasarkan pada kinerja DPR. Ia mengatakan, selama ini DPR mendapat sorotan atas kinerjanya. “Kalau bicara kinerja DPR di dalamnya ada elit politik maka akan erat hubungannya dengan parpol,” katanya. Maka, jika dilihat secara keseluruhan, hulu dari persoalan di DPR ikut dipengaruhi fungsi politik parpol, yakni kaderisasi.

Ditanya mengenai peluang di 2014, ia mengakui kemunduran dirinya untuk mempersiapkan diri dalam kemenangan partainya. “Sebagai politisi harus punya keyakinan politik dan ditunjang dengan gerakan partai yang terus dilakukan,” katanya.

Terlebih lagi, ia mengklaim trend Partai Golkar setahun terakhir meningkat. Pada 1-2 tahun ke depan, diyakini akan terus mengalami peningkatan. Yang jelas, lanjutnya, Golkar sudah menerapkan kampanye secara permanen. Artinya, kedekatan dengan masyarakat bukan hanya setahun sebelum pemilu.

Sedangkan untuk sebagai persiapan mendukung Ical untuk menjadi presiden, ia mengatakan idealnya setiap Ketua Umum bisa dicalonkan. Tetapi, idealitas itu perlu dikonfirmasikan dengan survey. “Ideal itu harus sesuai dengan realitas. Golkar tak ingin hanya punya presiden, tapi harus presiden yang bagus,” katanya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement