Senin 13 Jun 2011 14:51 WIB

Diserang Hama Misterius, Padi tidak Mati tapi Turun Produksinya

Rep: Eko Widiyanto / Red: Didi Purwadi
Petani menggarap lahan di sawah.
Foto: sanjet.blogspot.com
Petani menggarap lahan di sawah.

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS - Petani padi di Kabupaten Banyumas mengeluhkan serangan penyakit hama misterius yang sangat jarang menyerang tanaman padi mereka. Penyakit tanaman ini menyebabkan daun padi memerah dan kemudian mengering.

''Hama ini memang tidak sampai menyebabkan tanaman padi menjadi mati. Namun, hasil panennya  turun drastis. Bisa hanya 25 persen dibanding hasil panen padi dalam keadaan normal,'' kata Sardi (57), seorang petani di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Senin (13/6).

Serangan penyakit tanaman serupa juga terjadi pada tanaman padi di Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Bahkan, sebagian lahan di desa ini sudah ada yang panen. Tapi, karena serangan penyakit tanaman itu, hasil panen menurun drastis.

''Tanaman memang sempat mengeluarkan bulir-bulir padi. Tapi, kebanyakan bulir padi tersebut menjadi hampa dan tidak berisi beras,'' kata Narto (54), petani desa setempat.

Akibat serangan penyakit tersebut, Narto mengaku dari sawah seluas 0,1 hektar miliknya itu hanya bisa menghasilkan panen 70 kg gabah basah. Padahal, normalnya bisa menghasilkan 5 kwintal gabah basah.

Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Banyumas, Tri Gunawan, menyatakan belum bisa memastikan jenis penyakit yang menyerang tanaman padi di beberapa desa di Banyumas tersebut. ''Kami akan menerjunkan petugas untuk mengambil sampel padi yang terkena penyakit tersebut,'' katanya.

Menurutnya, penyakit tersebut mirip dengan serangan hama hawar daun bakteri yang memang banyak menyerang tanaman padi di wilayah eks Karesidenan Banyumas. Namun, dia menyebutkan serangan hawar daun bakteri tersebut tidak menyebabkan daun menjadi merah, tapi akan langsung mengering. ''Karena itu, kita akan ambil sampel tanaman yang terserang penyakit ini untuk memastikan jenis penyakitnya,'' jelas Tri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement