Senin 20 Jun 2011 09:41 WIB

Ingkar Janji, Perdana Menteri Somalia Mengundurkan Diri

Red: cr01
Perdana Menteri Somalia, Mohamaed Abdullahi Mohamed (kiri) mengumumkan pengunduran dirinya dalam konferensi pers, di istana kepresidenan di Mogadishu, Ahad (19/6).
Foto: AP
Perdana Menteri Somalia, Mohamaed Abdullahi Mohamed (kiri) mengumumkan pengunduran dirinya dalam konferensi pers, di istana kepresidenan di Mogadishu, Ahad (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU – Perdana Menteri Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed, Ahad (19/6), mengatakan akan mengundurkan diri dari pemerintahan. Ia mengingkari janji yang diucapkan pekan lalu bahwa dirinya tidak akan mundur setelah warga Somalia turun ke jalan untuk mendukungnya.

Kesepakatan terakhir yang didukung PBB dibuat dalam pertemuan-pertemuan politik di Uganda, menyerukan Mohamed agar mengundurkan diri dalam waktu satu bulan untuk membuka jalan bagi pembentukan pemerintah baru Mogadishu.

 

Setelah berita tentang kesepakatan tersebut beredar, ratusan warga Somalia memprotes dan mendukung Mohamed, sebuah peristiwa langka bagi seorang politisi di Mogadishu. Mohamed dilihat sebagai sosok politisi jujur yang jarang ada di Somalia. Salah satu prestasinya adalah memastikan bahwa tentara Somalia menerima slip gaji.

Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, Mohamed mengatakan pada konferensi pers Selasa pekan lalu, bahwa ia tidak akan mengundurkan diri untuk menghormati dukungan rakyat. Namun Ahad kemarin, ia kembali mengadakan konferensi pers dan mengatakan akan meninggalkan posisinya dengan harapan bahwa hal itu dapat membantu mengubah seluruh suasana politik beracun di Mogadishu—di mana presiden dan ketua parlemen terlibat dalam perseteruan panjang.

Mohamed adalah keturunan Somalia-Amerika, yang menjabat sebagai perdana menteri selama sekitar enam bulan. Ia sebelumnya mengajar di sebuah perguruan tinggi di New York. Keputusannya untuk mengundurkan diri datang tak lama setelah ia bertemu dengan Kepala Angkata Bersenjata Uganda, Jenderal Aronda Nyakairima, di Mogadishu pekan lalu.

Uganda menyediakan sekitar 9.000 pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang memungkinkan pemerintah Mogadishu bertahan dalam menghadapi serangan-serangan pemberontak.

Presiden Somalia Syekh Sharif Syekh Ahmed mengucapkan terima kasih kepada perdana menteri dan mengatakan "prestasinya membanggakan". "Kami berharap pemerintah berikutnya dapat mempertahankan prestasi yang telah ia buat," ujarnya.

Syekh Ahmed menunjuk Abdiwali Mohamed Ali sebagai penjabat perdana menteri sampai perdana menteri baru ditunjuk.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement