Jumat 15 Jul 2011 14:32 WIB

Kemenag: Lembaga Umar Bin Khattab Bukan Ponpes

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat H Lalu Suhaimi Ismy menegaskan lembaga pendidikan Umar bin Khattab di Desa Sanolo, Kabupaten Bima, bukan pondok pesantren. Ia menyatakan lembaga itu mengarah ke kelompok Islam garis keras.

"Saya tegaskan bahwa lembaga pendidikan Umar bin Khattab tidak bisa dikaitkan dengan pondok pesantren, karena tidak memenuhi syarat untuk disebut Ponpes," katanya di Mataram, Jumat (15/7), menanggapi penyebutan Ponpes Umar bin Khattab menyusul tragedi ledakan diduga bom yang menewaskan Firdaus, sorang ustadz (guru) di lembaga itu.

Menurut dia, sebuah lembaga pendidikan Islam baru bisa disebut Ponpes kalau memenuhi sedikitnya lima kriteria, yakni harus ada seorang kyai yang menetap di di pondok, di dalam Ponpes harus ada mesjid/mushalla atau "santren", memiliki santri sesuai tingkat usianya seperti madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah atau madrasah aliyah.

Selain itu, kata dia, juga harus memiliki asrama sebagai tempat tinggal santri selama menuntut ilmu di Ponpes dan memiliki pegangan kitab "mu'tabarah" atau kitab yang popoler menjadi acuan di Ponpes seperti tafsir Jalalain karya Jalaluddin Asy-Syuyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan tafsir Al Qurtubi.

"Buku ilmu tafsir itu sudah populer di kalangan Ponpes dan ini menjadi kitab rujukan bagi seluruh Ponpes," ujarnya. Kriteria lain, menurut Suhaimi, sebuah Ponpesn terbuka untuk umum, artinya siapa saja boleh menjadi santri dan juga terbuka untuk dikunjungi baik silaturrahmi maupun mengikuti pengajian.

"Menurut saya yang menjadi pertanyaan, apakah UBK memenuhi kriteria tersebut, jika tidak, maka tidak bisa disebut Ponpes. Yang saya ketahui selama ini UBK hanya memiliki 30 santri. Karena itu sesuai fakta di lapangan UBK mengarah ke kelompok Islam garis keras, bukan Ponpes," katanya.

Suhaimi mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan memahami apakah sebuah lembaga pendidikan masuk kategori Ponpes atau tidak.

"Saya menyayangkan akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab citra Ponpes menjadi tercoreng. Selama ini Ponpes di Indonesia telah melahirkan ulama besar termasuk di NTB seperti Almagfurlah Maulana Syeich TGKH Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul Wathan (NW) yang merupakan organisasi kemasyarakatan (Ormas) terbesar di NTB yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement