Jumat 15 Jul 2011 20:35 WIB

Badak di Kerinci Seblat Telah Punah?

Badak Sumatera
Badak Sumatera

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keberadaan badak Sumatra di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat wilayah III Bengkulu dan Sumatra Selatan, saat ini sulit ditemukan dan diprediksi telah punah.

Dari penelitian dan pemantuan petugas bidang Pengelolaan TNKS wilayah III Bengkulu-Sumsel sejak 2004, hingga saat ini keberadaan badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) baik bekas kubangan, sisa pakan, kotoran maupun jejaknya sudah tidak ditemukan lagi.

"Dari pemantauan lapangan yang kami lakukan sejak tahun 2004 keberadaan badak Sumatra di TNKS wilayah III tidak pernah ditemukan lagi. Baik berupa bekas jejak, kubangan, sisa pakan ataupun kotorannya," kata Kepala Bidang Pengelolaan TNKS Wilayah III Bengkulu - Sumsel, Donal Hutasoit, didampingi Wisnu Bayu Aji staf pengelolaan data, Jumat.

Badak Sumatra, kata dia, adalah anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak dengan ukuran terkecil yang memiliki dua cula, memiliki tinggi sekitar 120-145 CM, dengan panjang sekitar 250 CM, sedangkan beratnya antara 500-800 kg.

Sejauh ini belum ada penelitian yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk memastikan apakah binatang tersebut sudah punah atau belum, namun berdasarkan pemantauan lapangan dalam dua provinsi keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi, seiring dengan pertumbuhan wilayah dan kerusakan TNKS mengakibatkan habitatnya terdesak sehingga menggiring ke arah kepunahan.

Sementara habitat TNKS lainnya yakni harimau Sumatra, katanya, masih sering ditemukan, namun populasinya belum diketahui tinggal berapa banyak, karena harus dilakukan penelitian khusus.

TNKS wilayah III Bengkulu-Sumsel memiliki luasan keseluruhan 591.188 hektare, membawahi enam kabupaten/kota, untuk di Provinsi Bengkulu meliputi Kabupaten Rejanglebong, Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara dan Kabupaten Muko-muko, dengan luas keseluruhan mencapai 340.575 hektere. Ditambah TNKS di wilayah Sumsel meliputi Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau, dengan luasan keseluruhan 250.613 hektare.

Dari luasan kawasan TNKS dalam dua provinsi itu, saat ini kondisinya banyak rusak akibat adanya perladangan berpindah, pembalakan, serta adanya kawasan yang vegetasi tumbuhannya rendah yang membentuk semak belukar, sehingga harus dilakukan rehabilitasi lahan.

Untuk itu pihaknya pada tahun ini telah merencanakan program rehabilitasi kawasan TNKS pada dua provinsi dengan luasan 2.000 hektare, di mana 200 hektare di antaranya akan dilakukan bekerjasama dengan TNI untuk melakukan penanamannya pada wilayah Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejanglebong, sedangkan sisanya dilakukan melalui pihak ketiga.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement