REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Khofifath Indar Parawansa kembali memimpin organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) periode 2011-2016 tanpa proses pemilihan pada Kongres XVI di Islamic Centre Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu (16/7) malam. Khofifah bertekad memajukan organisasi, dakwah, dan mengangkat kaum perempuan bangsa ini lebih bermartabat.
Kongres Muslimat NU yang sudah berlangsung sejak 13 Juli lalu, dihadiri 22 pengurus wilayah, dan 526 cabang di Indonesia, sepakat secara aklamasi meminta Khofifah kembali sebagai ketua umum. Acara pemilihan pengurus pusat ini dimajukan sehari dari jadwal sesungguhnya. Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP akan menutup kongres Ahad (17/7) malam.
Pimpinan rapat pleno Ella M Giri Komala, yang juga ketua Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Barat, menyatakan setelah mendengar pemandangan umum pernyataan dukungan peserta, mengetuk palu menetapkan Khofifah secara aklamasi memimpin lagi organisasi otonom NU ini lima tahun ke depan.
Khofifah terpilih untuk ketiga kalinya sebagai ketua umum. Namun, dalam komisi organisasi memutuskan menghapus batasan periode dalam kepemimpinan pusat Muslimat NU. Tetapi, Khofifah sebelumnya sempat terganjal dengan AD/ART lama.
Kepada Republika, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan kongres Muslimat NU XVI ini sangat penting bagi muslimat NU dalam kontribusinya kepada bangsa dan negara terutama yang menyangkut persoalan perempuan.
Menurut dia, selain membahas masalah organisasi, pendidikan/pelatihan, dan dakwah, kongres ini juga menghasilkan kajian tentang permasalahan yang dihadapi perempuan terkini. "Pada komisi Bahtsul Masail, dibahas soal implant payudara, transplantasi organ, bank ASI (air susu ibu) hingga penyewaan rahim. Ini semua dikaji secara hukum Islam," ujarnya.
Menurut dia, berbagai kajian ilmiah dan agama (fiqih) tentang persoalan perempuan terkini di era moderenisasi teknologi ini, menjadi bahan masukan yang berharga bagi muslimat NU dan masyarakat di Indonesia. "Kami akan bukukan hasil komisi Bahtsul Masail ini untuk dipersembahkan kepada muslimat NU dan masyarakat luas tentang masalah teraktual tersebut," paparnya.
Mengenai kepemimpinannya ke depan, ia bertekad juga ingin memajukan organisasi di bawah PB NU ini dengan memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ini. Persoalan-persoalan yang menyangkut perempuan menjadi titik sentral bagi muslimat NU untuk memberikan pandangan yang konstruktif agar masalah perempuan tidak terdiskriminasi lagi.