REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menilai penggabungan klub atau merger tidak ada dalam kamus olahraga. "Merger dalam terminologi olahraga itu tidak ada. Merger itu dibisnis," kata Joko usai melakukan pertemuan dengan pengurus PSSI baru di Kantor PSSI Senayan, Jakarta.
Menurut dia, dalam olahraga yang tepat adalah melakukan penggabungan pengurus klub atau bisa diistilahkan menghidupkan klub yang satu dan mematikan klub lainnya. PSSI di bawah nakoda baru berencana menggabungkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) dengan Liga Primer Indonesia (LPI) yang awalnya digulirkan oleh pengusaha Arifin Panigoro.
Rencana penggabungan itu muncul setelah federasi sepak bola dunia atau FIFA meminta LPI untuk dimasukkan dalam kendali PSSI. "Jika ada rencana melakukan merger antara klub ISL dengan LPI, maka yang merger adalah pengelolanya," katanya menegaskan.
Yang terpenting saat ini adalah mematangkan konsep kompetisi kedepan.. Apalagi pada akhir Juli, itu akan ada penilaian pada klub ISL oleh federasi sepak bola Asia atau AFC. Hasil penilaian ini akan menentukan kuota masing-masing negara dalam mengirimkan wakilnya pada Liga Champions Asia maupun Piala AFC.
Saat ini, kata Joko, Indonesia masuk dalam 11 negara yang 'qualified' untuk Liga Champions Asia. "Itu (qualified Liga Champions Asia) harus dipertahankan," ucapnya.
Jika hasil penilaian oleh AFC itu bagus, maka jatah Indonesia akan bertambah. Jika skor penilaian turun, maka hal tersebut akan berdampak pada kuota yang selama ini telah didapatkan.