Jumat 22 Jul 2011 05:30 WIB

Status Gunung Lokon Masih Awas

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO--Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menyatakan status Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, masih berada pada awas. "Tingkat aktivitas masih tinggi, maka status Gunung Lokon masih dipertahankan dalam status awas," katanya di Tomohon, Kamis.

Surono mengatakan, hasil evaluasi dilakukan saat terjadi peningkatan aktivitas gunung itu, tingkat ancaman, sebaran abu vulkanik ke arah barat laut, namun ke timur tidak. Indikasi awan panas tidak muncul, lontaran material pijar yang pernah terjadi 2,5 kilometer dari kawah Tambuluan, kemudian hujan abu lebat sekitar tiga kilometer dari pusat letusan.

"Jadi dari tingkat ancamannya, tidak ada aktivitas penduduk dalam radius 3 kilometer dari pusat letusan atau kawah Tomboluan. Dengan demikian penduduk yang berada di luar tiga kilometer boleh beraktivitas kembali seperti biasa," kata Surono.

Tetapi, katanya, jika ancaman Gunung Lokon meluas, pihaknya akan meninjau kembali. Sejak aktivitas Gunung Lokon meningkat hingga terjadi letusan beberapa waktu lalu, sedikitnya 5.369 warga berada di Kelurahan Kinilow, Kinilow 1 dan Kakaskasen 1 diungsikan pada sekitar 23 titik lokasi pengungsian.

Lokasi pengungsian itu antara lain balai pertemuan umum kelurahan, Taman Kota, aula gereja, masjid, ruang kuliah Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Universitas Negeri Manado (Unima) di Tomohon, aula Parakletos dan sejumlah kantor milik pemerintah dan rumah dinas Sinode GMIM.

Sementara itu bantuan dari berbagai pihak baik dari instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, terus mengalir sebagai rasa kepedulian untuk membantu para pengungsi korban letusan Gunung Lokon.

Misalnya, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara yang menyumbangkan beras, mi instan dan air mineral. Bantuan dalam rangka memperingati Hari Bakti Adyaksa ke-51 itu diberikan Wakil Kejati Sulut, Monang Pardede SH kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tomohon, Roy Roeroe.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement