REPUBLIKA.CO.ID, BREBES – Minat masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di sejumlah negara tujuan masih tinggi.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Brebes, Amin Budi Raharjo, mengatakan data Dinsosnakertrans Brebes mulai Januari hingga Juni 2011 mencatat sebanyak sudah 800 orang TKI yang diberangkatkan.
Sedangkan tahun 2010 sebanyak 1.812 warga Brebes berangat ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah dan Asia. "Hingga kini minat warga Brebes menjadi TKI terutama ke beberapa negara di Timur Tengah mencapai 70 persen. Sehingga pemerintah kabupaten berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan, terutama mengenai perlindungan dan pembinaan agar mereka tidak bermasalah di tempat kerja," katanya.
Amin menambahkan, untuk mencegah munculnya segala bentuk permasalahan menyangkut TKI yang biasanya berawal dari perusahaan penyalur TKI, Dinsosnakertrans Brebes melakukan peningkatan pengawasan dan pembinaan terhadap Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
Sebab, kata dia, keberadaan PPTKIS sering kali disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan memanfaatkan peluang ini untuk mencari keuntungan.
"Karena itu, jika ada TKI yang mengalami masalah diharapkan segera melapor ke pemerintah kabupaten, agar Dinsosnakertrans dengan instansi terkait lainnya dapat membantu mencarikan jalan keluar, antara lain mencari informasi serta pertangggungjawaban PPTKIS yang memberangkatkan," ujarnya.
Hingga saat ini, jumlah PPTKIS resmi di Brebes sebanyak 51 perusahaan dan tersebar di seluruh wilayah Brebes.
Sementara itu, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Sesama, Sunarto, mengatakan sedikitnya 20 TKI asal Brebes mengalami berbagai masalah di tempat kerja. Selain masalah hak-hak normatif yang tidak terpenuhi juga ada sejumlah TKI yang beberapa tahun hilang tidak ada kabar.
Menurut dia, sejak April-Juni 2011 tercatat 20 TKI asal Brebes yang bermasalah. Di antaranya TKI yang tidak menerima hak gaji selama bekerja di luar negeri, mendapat penganiayaan, pulang dengan kondisi gangguan jiwa, serta hilang kontak dan tidak diketahui kabar beritanya.
"Brebes sebagai kantong TKI terbesar nomor dua se-Jawa Tengah, semestinya pemerintah daerah lebih cermat dan cekatan dalam menangani masalah tersebut. Jangan hanya berjanji akan membantu warganya yang telantar di negeri orang demi mendapat devisa," katanya.