REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Penerbangan Garuda Indonesia rute Jakarta-Lampung dipastikan kembali berlangsung tepat waktu pascapenghentian aksi mogok Asosiasi Pilot Garuda (APG) per pukul 12.55 WIB, Kamis.
"Penerbangan kedua, ketiga dan keempat dipastikan on schedule karena aksi mogok telah berakhir dan semua pilot telah bekerja kembali," kata Branch Manager Garuda Indonesia Perwakilan Lampung Joseph Indrayadi, di Bandarlampung, Kamis.
Dia menyatakan bersyukur permasalahan tersebut cepat diatasi, sehingga penerbangan Lampung-Jakarta dan sebaliknya yang sebelumnya sempat tertunda hampir satu jam, dapat kembali normal dan sesuai jadwal.
Sebelumnya, penerbangan Garuda Indonesia tujuan Lampung-Jakarta untuk jadwal pukul 10.55 WIB dari Bandara Raden Intan tertunda satu jam akibat aki mogok Asosiasi Pilot Garuda (APG). "Sempat ada penundaan hingga hampir satu jam, dan pesawat baru bisa lepas landasan dari Bandara Raden Intan pada pukul 11.40 WIB," kata dia.
Dia menjelaskan, penundaan tersebut akibat pesawat yang tiba dari Jakarta harus mengalami penundaan akibat aksi tersebut, sehingga berimbas pada penerbangan dari Lampung karena menggunakan pesawat yang sama.
Saat ini, maskapai milik BUMN itu melayani empat kali penerbangan jalur Jakarta-Lampung dan sebaliknya, dan menggunakan menggunakan Boeing 737-300, 737-400, 737-500, dengan kapasitas penumpang paling banyak 110 penumpang.Penerbangan dari Lampung Ke Jakarta adalah pukul 10.55, 14.10, 15.45, dan 17.40 WIB.
Asosiasi Pilot Garuda (APG) melakukan aksi mogok terbang pada Kamis (27/7) sebagai wujud protes terhadap kesalahan manajemen yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan penghasilan pilot lokal dengan pilot asing berstatus kontrak. "Tekad kami tetap satu, solid, tetapi mogok sesuai rencana kami, mulai Kamis pukul 00.01 WIB," kata Presiden APG, Captain Stephanus G Rahadi, Rabu malam.
Saat ini, total pilot anggota APG adalah 500 lebih dari 800 lebih pilot di Garuda.
Stefanus menilai, manajemen Garuda saat ini sudah sangat arogan karena pada beberapa kali kesempatan untuk melakukan pertemuan sangat sulit ditemui secara sendiri.
Ia juga mengingatkan, manajemen Garuda harus belajar dari kesalahan pada 2007 karena saat itu perusahaan kehilangan 200 penerbang karena tidak puas dengan kinerja manajemen.
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk sebagaimana disampaikan Direktur Operasi, Ari Sapari, menjamin layanan penerbangannya ke pelanggan tak akan terganggu meskipun ada ancaman aksi mogok pilot.