Kamis 04 Aug 2011 16:18 WIB

Partai SRI Optimis Lolos Verifikasi

Red: cr01
Para kader Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) hadir saat menyerahkan berkas dan bendera Partai SRI di gedung Kemenkumham,Jakarta, Rabu (3/8).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Para kader Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) hadir saat menyerahkan berkas dan bendera Partai SRI di gedung Kemenkumham,Jakarta, Rabu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Pertimbangan Partai SRI, Abdul Rahman Tolleng, optimis partainya lolos verifikasi di Kemenkumham.

Tolleng mengatakan persyaratan pendirian Partai SRI sudah 50 persen dan kekurangannya dipenuhi hingga 20 Agustus mendatang. "Kami optimis partai ini lolos," ujar Tolleng di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (4/8).

Jika pun cara pendaftaran di Kemenkumham tidak berhasil, pihaknya memiliki satu opsi untuk meloloskan Partai Sri ikut Pemilu 2014. Namun, pihaknya tidak mau mengungkapkan strategi seperti apa yang harus dilakukan.

Terkait resistensi pencalonan Sri Mulyani sebagai calon presiden (capres), Tolleng menyatakan hal itu tidak usah dibesar-besarkan. Pasalnya, resistensi itu dilakukan lawan politik untuk menyerang Sri Mulyani yang disebut-sebut terlibat kasus bailout Rp 6,7 triliun Bank Century.

Ia menilai kondisi itu tak lebih sebagai bentuk pernyataan politik semata yang sah di dunia politik. "Jadi biasa saja. Biarkan anjing menggonggong tapi kafilah berlalu," katanya.

Segala bentuk pernyataan yang menyudutkan Sri Mulyani dianggap Tolleng tidak ada efeknya bagi Partai SRI. Apalagi hingga kini KPK menyatakan tidak ada bukti keterlibatan Sri Mulyani dalam kasus Bank Century saat dia menjabat menteri keuangan.

Tolleng mengakui, berdirinya Partai SRI ditujukan sebagai kendaraan bagi Sri Mulyani untuk meraih kursi presiden RI. Pihaknya mengklaim segala kegiatan Partai SRI diketahui oleh Sri Mulyani. "Tapi tidak etis Bu Sri menyatakan sekarang maju jadi capres, karena terikat dengan aturan Bank Dunia," kata Tolleng.

 

sumber : Erik Purnama Putra
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement