REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan menilai terlalu sulit bagi partai pengusung mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, jika seorang diri berusaha mendudukkan hingga kursi RI-1.
Tanpa berkoalisi dengan partai lainnya hingga mendapatkan dukungan 15 persen suara untuk maju ke Pilpres 2014, Sri Mulyani hanya menjadi peramai suasana demokrasi.
"Jika memang itu niat luhurnya, Sri Mulyani harus memastikan memiliki kendaraan politik yang mampu mengantarkannya," komentar Sekjen PPP, Romahurmuziy, di Gedung DPR RI, Jumat (5/8).
Romy mengingatkan, hingga kini Undang-Undang Pilpres masih mensyaratkan minimal dukungan 15 persen suara bagi calon yang ingin maju dalam Pilpres.
Merunut pada dua pemilu sebelumnya, Demokrat sebagai partai baru berhasil memperoleh rata-rata dukungan hingga 6 persen. Karena itu, tidak mudah bagi partai baru untuk mengulangi kesuksesan yang pernah diraih oleh partai pengusung SBY tersebut.
Lebih jauh Romy mengingatkan bahwa 44 persen pemilih di Indonesia hanya lulusan SMP. Para pemilih ini diyakini Romy tidak tertarik pada isu intelektualitas dan profesionalitas seperti yang melekat pada Sri Mulyani. "Isu itu bukan jualan yang eksotis bagi para pemilih dengan pendidikan rendah," ujarnya.
PPP menghargai sikap terbuka Partai SRI yang secara dini menyebutkan tokoh nasional yang akan diusungnya pada Pilpres 2014. Saat ditanya kemungkinan PPP mengajak Partai SRI berkoalisi, Romy menyatakan pihaknya belum tertarik membahas Pilpres. "Kita akan bahas Pilpres setelah hasil Pemilu Legislatif ketahuan."