REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Partai politik saat ini memiliki banyak politisi muda yang tampak memiliki karakter pemimpin yang dilirik masyarakat. Tetapi, untuk Pilpres 2014, pengamat dari Indobarometer, M Qodari menilai, politisi muda saat ini hanya dapat mengisi posisi wakil presiden semata.
Qodari mensyaratkan dua poin utama bagi politisi maupun kalangan independen yang bermimpi menduduki kursi RI 1, yaitu popularitas dan kompetensi. Saat ini, memiliki keduanya sangat sulit ditemukan di kalangan politisi Tanah Air.
Sebagai contoh, kata Qodari, ada Puan Maharani dari PDI Perjuangan yang popular di mata masyarakat karena kaitan garis keturunannya dari Sang Proklamator, Soekarno. "Puan aspek popularitasnya menonjol, tapi kompetensinya kurang. Ada tokoh lain kompetensinya bagus, tapi kurang populer," ujar qodari melalui sambungan telepon.
Selain faktor popularitas dan kompetensi, mimpi menjadi Presiden juga harus diikuti dengan modal sosial dan modal finansial. Modal sosial akan terlihat dari pengalaman, ketokohan, dan jaringan. Sementara, modal finansial masih lebih banyak dimiliki oleh tokoh senior seperti Jusuf Kalla dan Prabowo.
"Sangat sulit menemukan itu semua dalam orang muda. Saat ini sebenarnya kita krisis Capres muda," ucapnya.
Qodari melihat bukan perkara mudah bagi parpol untuk mengangkat nama kader mudanya untuk diusung sekejap mata sebagai capres pada Pilpres 2014. Bukan hanya dibutuhkan perjuangan dari si orang mudanya sendiri, tapi juga langkah akselerasi untuk mempercepat melejitkan ketokohannya di kancah nasional.
"Anas Urbaningrum sebenarnya bagus, dia berusaha. SBY pun tidak (mendukung) ke dia, tapi dia mampu," katanya. Jika Anas tidak berhasil melepaskan diri dari belitan tudingan Nazaruddin, Qodari memperkirakan akan sulit bagi Anas untuk maju sebagai capres dari Partai Demokrat.