REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Politisi muda saat ini dinilai lebih banyak memerankan operator partai politik ketimbang calon pemimpin dengan gagasan yang orisinil. Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia), Yudi Latif, melihat kondisi ini membuat tidak ada politisi muda memungkinkan untuk diusung sebagai calon Presiden 2014.
"Karena, tidak ada satu pun yang menawarkan gagasan segar dan mampu meyakinkan kita untuk memilih mereka," ujar Yudi Latif saat dihubungi Republika, Kamis (11/8). Sebut saja Idrus Marham di Golkar, Romahurmuziy di PPP, Puan Maharani di PDIP, Yudi memperhatikan tidak ada satu pun yang muncul dengan dobrakan ide bagi bangsa.
Yudi mengakui kecakapan nama-nama tadi dalam melakukan lobi politik yang membuat mereka mampu menduduki jabatannya di parpol masing-masing. Tetapi, tidak satupun yang mampu memberikan diferensiasi dari politisi lainnya sehingga susah dikenali masyarakat. "Politik tanpa gagasan itu, bagaimana ceritanya?"
Syarat untuk menjadi seorang pemimpin bangsa, kata YUdi, haruslah memberikan gagasan alternatif untuk memecahkan masalah nasional. Yudi menyarankan para politisi muda tadi mulai mencicil secara konsisten ide-ide orisinil sehingga tingkat popularitasnya di masyarakat dapat meningkat.
Jika dalam tiga tahun menjelang Pilpres 2014 tidak ada satu pun yang mampu melakukan terobosan, Yudi meyakini Pilpres mendatang lagi-lagi akan dipenuhi oleh wajah lama seperti Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto. "Paling sedikit kombinasi dengan wajah baru."