REPUBLIKA.CO.ID,Putra pemimpin Libya Moammar Qaddafi, Saif al-Islam, dengan sikap yang menantang muncul di Tripoli Selasa pagi (23/8). Saif, yang tadinya disebut-sebut bakal menggantikan ayahnya untuk memimpin Libya tersebut mengatakan pemerintahan ayahnya masih menguasai kota itu, sementara pihak pemberontak mengklaim telah menguasai sebagian besar ibukota itu.
Saif al-Islam memperlihatkan dirinya kepada para wartawan asing, yang dibatasi hanya berada di Hotel Rixos yang dikuasai Qaddafi. Sebelumnya para pemimpin oposisi dan Mahkamah Kejahatan Internasional mengklaim ia sudah dalam tangan pemberontak.
Saif kemudian memimpin konvoi melalui daerah-daerah yang dikuasai para pendukung pemerintah. Gambar-gambar di televisi menunjukkan pose Saif mengacungkan tinjunya ke udara sementara para pendukung menyambutnya dengan sorak-sorai.
Sumber-sumber pemberontak mengatakan satu lagi putra Qaddafi, Muhammad, telah terlepas dari tahanan rumah hari Senin. Sementara putra ketiga Qaddafi tampaknya masih dalam tahanan, dan keberadaan Qaddafi hingga kini belum diketahui.
Pimpinan oposisi Dewan Transisi Nasional, Mustafa Abdel Jalil, mengatakan Gaddafi akan mendapat peradilan yang adil kalau tertangkap dan “saat kemenangan yang sesungguhnya” adalah ketika Gaddafi ditahan.
Jalil mengakui bahwa pemberontak belum menegakkan kekuasaan penuh di Tripoli, dimana pasukan yang setia kepada Gaddafi masih bertempur melawan pemberontak di sana-sini. Menurut Laskar oposisi, pasukan pro-pemerintah masih menguasai 10 hingga 15 persen ibukota, termasuk kompleks Bab al-Aziziya Qaddafi.