REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan negara Palestina adalah "negeri yang tertunda" menjadi anggota PBB. Sehari setelah kedaulatan itu diumumkan, Palestina akan memperkenalkan diri sebagai negara ke 194 anggota badan dunia itu.
"Visi Israel dan Palestina bisa hidup berdampingan secara damai masih menjadi visi yang harus dipertahankam dan saya sepenuhnya mendukung itu," katanya kepada wartawan di Canberra. Ia juga mengeluarkan pernyataan mendukung Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. "Tapi, pengakuan negara adalah sesuatu yang harus ditentukan oleh negara anggota," katanya.
Sebagai sekretaris jendral, ia menyerahkan sepenuhnya kepada negara anggota untuk mengakui kedaulatan Palestina atau tidak. Ban menyerukan hal tersebut sebagai "perundingan yang baerarti". Komentar PBB ini muncul setelah pemimpin Palestina Kamis meluncurkan kampanye mereka untuk bergabung dengan PBB.
"Kampanye Nasional Palestina: Negara ke 194" dari rakyat Palestina adalah bagian dari persiapan untuk 20 September dimana presiden Mahmud Abbas diperkirakan akan mengajukan permintaan resmi bahwa PBB menerima Palestina sebagai anggota.
Namun, Washington telah mengkonfirmasi akan memveto tawaran apapun, termasuk didalamnya ada tentangan pula dari Israel. Kampanye Palestina itu berlangsung dengan sekitar 100 orang berbaris ke markas PBB di Tepi Barat, pada hari Kamis memberikan surat kepada perwakilan PBB meminta agar Ban mendukung mereka.
Jika tawaran ini diveto oleh Dewan Keamanan, Palestina berencana untuk beralih ke Majelis Umum di mana mereka diharapkan untuk dengan mudah memenangkan suara yang dibutuhkan untuk menaikkan posisi perwakilan mereka dari pengamat menjadi negara non-anggota.