REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Pemerintah Yordania pada Sabtu menyatakan mengutuk keras tindakan-tindakan para pemukim Israel 'dalam membakar masjid dan menghancurkan rumah-rumah di Tepi Barat', kata kantor berita Petra yang dikelola pemerintah.
"Tindakan semacam itu benar-benar harus ditolak dan dikutuk. Tindakan ini merupakan pelanggaran mencolok kewajiban hukum Israel sebagai kekuatan pendudukan di Tepi Barat," kata Menteri Negara Urusan Media dan Komunikasi serta Juru Bicara Pemerintah Abdullah Abu Rumman pada Sabtu.
Tindakan ini, kata menteri, menunjukkan bahwa kebijakan Israel adalah ancaman nyata bagi upaya internasional untuk menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel.
Yordania menyerukan pada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab ke arah praktik-praktik Israel, dan menekan negara Yahudi itu untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran semacam itu, katanya menegaskan.
Dia menambahkan bahwa praktik-praktik yang dilakukan Israel itu justru memperburuk situasi di wilayah tersebut. Kantor berita AFP 5 September memberitakan, para perusak membakar satu masjid di Tepi Barat utara pada Senin pagi, tampaknya sebagai balasan atas serangan setelah polisi membongkar tiga rumah di permukiman Yahudi itu.
Masjid di desa Qusra, sekitar 15 kilometer (12 mil) tenggara Nablus itu dirusak, dua ban mobil dibakar di lantai dasar tempat suci tersebut, kata warga setempat. Mereka mengatakan, pembakaran masjid itu dilakukan oleh para pemukim Yahudi yang menempati wilayah Palestina tersebut.
Seorang koresponden AFP mengatakan grafiti Yahudi di dinding luar melukiskan penghinaan terhadap Nabi Muhammad, Bintang Daud, dan "Migron" - nama pos terdepan permukiman dekat Ramallah, yang sebagian dibongkar oleh polisi semalam.
Serangan itu sangat mirip dengan serangan pembakaran terhadap sebuah masjid di desa dekatnya, yang terjadi pada awal Juni, hanya beberapa hari setelah polisi menghancurkan pos yang disebut Alei Ayin, yang kemudian memicu bentrokan sengit dengan pemukim.
Serangan sebelum fajar pada Senin itu terjadi pada saat ratusan polisi dan tentara memasuki Migron dan membongkar tiga bangunan setelah yang punya dievakuasi, kata polisi. Petugas menambahkan bahwa langkah tersebut telah disetujui oleh pengadilan.