Rabu 14 Sep 2011 16:49 WIB

Soal Mekanisme Calon Pimpinan KPK, Golkar Belum Tentukan Sikap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agung Laksono, mengatakan, Partai Golkar belum menentukan sikap soal mekanisme pemilihan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita serahkan saja ke Komisi III untuk melihat perkembangan. Jadi kita serahkan saja ke teman-teman di Komisi III (DPR, red) ," kata Agung Laksono ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/9).

Menkokesra itu juga mengatakan hal itu terkait perbedaan pendapat antara sejumlah anggota DPR dengan pemerintah tentang jumlah calon pimpinan KPK yang akan menjalani seleksi di DPR.

Sejumlah anggota DPR menginginkan pemerintah mengirimkan nama 10 calon, sehingga DPR bisa memilih lima orang sebagai pimpinan KPK. Sementara itu, Panitia Seleksi dan pemerintah hanya mengirimkan delapan nama calon.

Pemerintah menganggap hanya empat pimpinan KPK yang akan diganti karena Busyro Muqoddas telah ditetapkan sebagai Ketua KPK. Agung Laksono menjelaskan, Golkar tidak membahas masalah itu secara khusus. Dia menyerahkan hal itu kepada anggota kelompok Fraksi Partai Golkar di Komisi III DPR.

Dia menegaskan, Golkar tidak mendorong DPR untuk memilih pimpinan KPK dari delapan calon yang diajukan oleh pemerintah. "Juga tidak benar kalau dikatakan harus 10 (calon)," katanya.

Agung Laksono juga menjelaskan, belum ada pembahasan tentang hal itu di sekretariat gabungan parpol koalisi pendukung pemerintah. Menurut dia, Setgab kemungkinan menggelar rapat pada Rabu malam. Namun dia tidak bisa memastikan waktu dan tempat rapat.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Menkum HAM Patrialis Akbar selaku Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap memberi penjelasan kepada Komisi III DPR tentang pemilihan delapan calon pimpinan KPK periode 2011-2015. "Ya kalau kita diminta penjelasan, kita datang dong," ujar Patrialis Akbar sebelum rapat internal di Kantor Kepresidenan, Jakarta (13/9)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement